Keutamaan Ibadah Haji

Keutamaan dan Keindahan Ibadah Haji di Bulan Dzulhijjah

06/06/2024 | BAZNAS Tulungagung

BAZNAS Tulungagung - Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriyah yang memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam dibanding bulan-bulan sebelumnya, hal ini karena pada bulan ini dilaksanakan ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam. 

Ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah, yang dikenal sebagai Hari Tarwiyah sedangkan tanggal 9 Dzulhijjah dikenal sebagai Hari Arafah karena pada saat itu para jamaah berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wuquf, yang merupakan puncak dari ibadah haji. Malam harinya, mereka menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil. 

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, bertepatan dengan Idul Adha, jamaah melaksanakan pelontaran jumrah Aqabah, penyembelihan hewan kurban, dan mencukur rambut (tahallul), serta thawaf ifadah di Ka'bah. Ibadah dilanjutkan dengan melontar jumrah selama hari-hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah) sebelum kembali ke Makkah untuk melakukan thawaf wada’ sebagai thawaf perpisahan.

Selama pelaksanaan haji, jamaah harus mematuhi sejumlah larangan dalam ihram, seperti tidak boleh memakai pakaian berjahit bagi laki-laki, tidak boleh mencukur rambut atau memotong kuku, serta dilarang menggunakan parfum.

Selain itu, perilaku seperti berhubungan suami istri, bertengkar, atau mengucapkan kata-kata kasar juga dilarang. Ibadah haji memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah pengampunan dosa-dosa sebelumnya bagi yang melaksanakan haji dengan ikhlas dan penuh ketulusan. 

Ibadah haji mengandung banyak hikmah mendalam bagi umat Islam.

Pertama, haji memberikan kesempatan untuk pengampunan dosa, sebagaimana Rasulullah SAW menyatakan bahwa haji yang mabrur menghapus dosa-dosa sebelumnya, memberikan awal baru yang bersih bagi jamaah.

Kedua, haji meningkatkan iman dan takwa, mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan kepasrahan total kepada Allah SWT melalui rangkaian ritual yang penuh makna.

Ketiga, haji memperkuat persatuan dan solidaritas umat Islam dari berbagai penjuru dunia, menegaskan konsep egalitarianisme di mana semua jamaah, tanpa memandang latar belakang sosial, berdiri sejajar dalam ibadah.

Selain itu, haji juga menumbuhkan kedisiplinan dan ketertiban, serta mengingatkan umat Islam tentang pentingnya pengorbanan dan keikhlasan, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Dengan demikian, haji tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga perjalanan spiritual yang memperdalam makna hidup dan mendekatkan diri kepada Allah.

 

KABUPATEN TULUNGAGUNG

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12