Kisah Mustahik: Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD)
Mimpi Tak Perlu Modal Besar: BMD Tulungagung Jadi Kunci Sukses Usaha Kantin Sekolah
06/05/2025 | Humas BAZNAS TulungagungTulungagung – Semangat berwirausaha dan cinta pada dunia kuliner mengantarkan Danny Ardianto (34), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, menjadi salah satu pelaku usaha mikro yang sukses mengelola kantin sekolah. Sejak 2017, Danny menjalankan “Kantin Mas Dani” di area SMPN 1 Karangrejo, yang kini menjadi salah satu kantin favorit siswa.
Namun, di balik kesuksesan tersebut, Danny sempat menghadapi tantangan dalam permodalan. Kebutuhan operasional yang terus meningkat mendorongnya mencari solusi pembiayaan. Harapannya terjawab pada Maret 2025, saat ia mendapatkan dukungan pembiayaan sebesar Rp2.500.000 dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung.
Dana tersebut dimanfaatkan untuk membeli bahan baku makanan serta cup kertas ramah lingkungan sebagai pengganti plastik sekali pakai. Langkah ini tidak hanya mendukung keberlanjutan usaha, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah.
“Alhamdulillah, bantuan dari BMD sangat membantu. Modal itu saya pakai untuk belanja bahan jualan dan juga mulai beralih ke kemasan yang lebih ramah lingkungan,” ujar Danny.
Setiap harinya, Kantin Mas Dani mampu menghasilkan omzet hingga Rp700 ribu, terdiri dari Rp500 ribu dari kantin sekolah dan sekitar Rp200 ribu dari produk-produk yang dititipkan ke berbagai angkringan di Tulungagung.
Danny masih menyisihkan penghasilan untuk membayar sewa tahunan kantin sebesar Rp1.750.000. Meski demikian, ia tetap optimistis dan berencana memperbaiki fasilitas kantin agar lebih nyaman bagi siswa.
“Saya ingin kantinnya lebih nyaman dan penghasilan juga bisa naik, biar usaha ini bisa terus berkembang,” harap Danny.
BAZNAS Microfinance Desa Kabupaten Tulungagung hadir sebagai lembaga yang fokus mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa melalui pembiayaan mikro tanpa bunga. Menurut Manager BMD Tulungagung, Imam Suyudi, program ini memang ditujukan untuk menjangkau pelaku usaha kecil yang membutuhkan akses modal usaha secara cepat dan mudah.
“Kami ingin membantu pelaku usaha kecil seperti Pak Danny agar bisa terus berkembang dan mandiri secara ekonomi. Pembiayaan ini bukan sekadar modal, tapi juga bentuk kepercayaan agar mereka bisa naik kelas,” ujar Imam Suyudi.
Dukungan seperti yang diterima Danny menjadi bukti bahwa kehadiran BMD mampu membuka jalan pertumbuhan ekonomi dari akar rumput, bahkan di lingkungan sekolah.
Dengan kombinasi antara kerja keras, inovasi, dan dukungan pembiayaan yang tepat, pelaku usaha mikro seperti Danny membuktikan bahwa usaha kecil di lingkungan sekolah pun bisa tumbuh dan memberikan dampak ekonomi yang nyata.
