Kisah Mustahik: Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD)
BMD Tulungagung Dukung Usaha Rumahan “Pawoen Mbok Inah” Lewat Pembiayaan Tanpa Bunga
10/09/2025 | Humas BAZNAS TulungagungTulungagung – Di sudut kampung Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tulungagung, aroma kue yang baru matang menyambut setiap tamu yang datang. Dari dapur mungil di belakang rumahnya, Bibit Ernawati (40) menjalankan usahanya yang diberi nama “Pawoen Mbok Inah”, sebuah usaha rumahan yang menawarkan berbagai macam kue basah dan kue kering dengan cita rasa rumahan yang autentik.
Usaha yang dimulai sejak 2012 ini awalnya hanya memproduksi kue ulang tahun. Namun berkat ketekunan dan kecintaan Ibu Bibit pada dunia kuliner, kini produk yang dihasilkan semakin beragam. Setiap harinya, dapur kecil ini memproduksi brownies panggang, brownies lumer, pizza, corndog, hingga burger yang dititipkan di beberapa pusat jajan ternama seperti Pak Geger Jajan, Pak Jarot Al Irsyad, dan Brond Waterpark.
Tak hanya menjual secara harian, Pawoen Mbok Inah juga menerima pesanan untuk berbagai keperluan seperti hajatan, rapat, dan jajan rampatan. Dengan promosi sederhana melalui WhatsApp, serta menjaga kualitas bahan baku dan kejujuran sebagai prinsip utama, pelanggan setia pun terus bertambah, termasuk dari lembaga pendidikan seperti TK, PAUD, SD hingga SMP Darussalam Tulungagung.
Biasanya produksi dilakukan pukul 19.00 hingga pukul 23.00, usaha ini dikelola oleh Ibu Bibit bersama satu orang rekannya. Dalam sehari, omzet yang diraih mencapai Rp200.000 dengan laba bersih sekitar Rp100.000-125.000. Namun, bagi Ibu Bibit, besar kecilnya laba bukan hal utama. “Yang penting konsumen puas dan tetap setia,” ujarnya dengan penuh semangat.
Seiring meningkatnya permintaan, Ibu Bibit menyadari pentingnya peningkatan alat produksi. Pada Agustus 2025 ini, ia mendapatkan pembiayaan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung sebesar Rp1,8 juta tanpa bunga dan tanpa jaminan. Dana tersebut digunakan untuk membeli oven baru yang mampu memanggang dua loyang sekaligus. “Sebelumnya hanya bisa satu loyang. Dengan oven baru ini, produksi bisa lebih cepat dan efisien,” jelasnya.
Meski menghadapi tantangan seperti keterbatasan modal dan alat produksi sederhana (masih menggunakan hand mixer), Ibu Bibit tetap optimistis. Ia bermimpi memiliki outlet kecil atau bakery sendiri di masa depan, agar produk-produk buatannya bisa dinikmati lebih luas.
Kehadiran program pembiayaan dari BMD ini menjadi penopang penting bagi pelaku usaha mikro seperti Ibu Bibit. Bantuan yang diberikan bukan untuk membebani, melainkan menjadi dorongan agar usaha rumahan dapat berkembang lebih baik, meskipun tetap bergantung pada ketekunan dan pengelolaan yang dilakukan oleh para pelakunya.
Kisah Pawoen Mbok Inah bukan hanya cerita tentang usaha rumahan, tapi juga tentang ketekunan, kesederhanaan, dan semangat untuk terus tumbuh meski dari dapur yang sederhana. Dengan dukungan pembiayaan yang ringan dan komitmen menjaga kualitas, usaha kecil ini menjadi bukti nyata bahwa cita rasa, kejujuran, dan ketekunan adalah resep utama kesuksesan.
