WhatsApp Icon

Mbah Porah dan Tali Tampar Kehidupan: Ketika Zakat Menjadi Penyambung Harapan di Usia Senja

29/10/2025  |  Penulis: Humas BAZNAS Tulungagung

Bagikan:URL telah tercopy
Mbah Porah dan Tali Tampar Kehidupan: Ketika Zakat Menjadi Penyambung Harapan di Usia Senja

Penyaluran bantuan biaya hidup kepada Mbah Porah

Tulungagung – Di sebuah rumah sederhana di Desa Bendiljati Kulon, Kecamatan Sumbergempol, hidup seorang perempuan renta bernama Mbah Porah. Usianya telah menua, matanya mulai rabun, dan tubuhnya kian rapuh. Namun di balik kelemahannya, tersimpan semangat hidup yang luar biasa. Setiap hari, dengan sabut kelapa di tangan, ia merangkai tali tampar untuk dijual meski hasilnya hanya cukup untuk sekadar menyambung hidup.

“Kalau ada yang beli, alhamdulillah bisa buat beli beras. Kadang ya tidak ada,” tutur Mbah Porah dengan senyum tipis, menyembunyikan getir kehidupan yang dijalaninya seorang diri.

Dari empat anak yang pernah ia besarkan, tiga telah berpulang lebih dulu. Satu-satunya anak yang masih hidup kini merantau dan jarang pulang karena kesibukan kerja. Di rumahnya yang sunyi, Mbah Porah hanya ditemani suara alam dan tetangga yang sesekali datang menengok.

Melihat kondisi tersebut, BAZNAS Kabupaten Tulungagung hadir membawa kepedulian nyata. Melalui program Bantuan Biaya Hidup Fakir Miskin Sebatangkara, BAZNAS menyalurkan bantuan senilai Rp900.000 setiap tiga bulan sekali kepada Mbah Porah. Bantuan ini diterima Mbah Porah sejak awal tahun 2025 dan akan terus berlanjut sepanjang hidup beliau.

Penyaluran dilakukan langsung ke rumah Mbah Porah oleh petugas BAZNAS Tulungagung, Maswidatun Umami, untuk memastikan bantuan benar-benar sampai dan memberi dampak nyata.

“Saat pertama kali kami datang, Mbah Porah menyambut dengan ramah meski dalam keadaan serba terbatas. Rumahnya sederhana sekali, tapi beliau masih semangat menjalani hidup, bahkan sesekali membuat tali tampar dari serabut kelapa untuk dijual. Bantuan ini kami harap bisa meringankan beban beliau dan membuat hidupnya sedikit lebih tenang,” ujar Maswidatun Umami, petugas BAZNAS yang menyalurkan bantuan.

Mbah Porah kini menjadi salah satu dari tiga penerima baru dalam program Bantuan Biaya Hidup Fakir Miskin Sebatangkara yang dijalankan BAZNAS Kabupaten Tulungagung. Hingga saat ini, sebanyak 188 penerima manfaat di berbagai wilayah Tulungagung telah merasakan manfaat program tersebut, mayoritas di antaranya merupakan lansia dhuafa yang hidup sendiri tanpa keluarga dan tanpa penghasilan tetap.

Program ini menjadi wujud nyata misi kemanusiaan BAZNAS Tulungagung dalam menunaikan amanah zakat dan menyalurkannya kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, khususnya para lansia sebatang kara yang menapaki hari-hari senja dalam keterbatasan.

“Banyak lansia seperti Mbah Porah yang hidup dalam kesepian dan keterbatasan. Kami ingin memastikan mereka tetap merasakan perhatian dan kasih sayang dari umat melalui zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan secara amanah,” tambah Lisnawaroh, staff pendistribusian dan pendayagunaan BAZNAS Tulungagung.

Bagi Mbah Porah, bantuan itu bukan sekadar uang, melainkan tanda bahwa dirinya tidak sendirian. Ada yang peduli. Ada yang masih mengingat.

Kehadiran BAZNAS menjadi pengingat bahwa kebaikan kecil dapat menjadi penopang besar bagi mereka yang hampir tak berdaya. Bantuan ini mungkin tak mampu menghapus seluruh kesulitan, tapi cukup untuk menyalakan kembali harapan di usia senja.

Melalui kisah Mbah Porah, BAZNAS Tulungagung mengajak masyarakat untuk terus peduli terhadap sesama. Zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan dengan amanah bukan hanya mengubah kehidupan penerima, tapi juga menumbuhkan rasa kemanusiaan di hati setiap pemberi.

“Mari kita hadir untuk mereka yang nyaris tak lagi punya siapa-siapa. Bersama BAZNAS, kita kuatkan solidaritas umat dan ciptakan keberkahan yang nyata,” pungkas Lisnawaroh.

Bagikan:URL telah tercopy

Berita Lainnya

Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat