Artikel Terbaru
Hari Santri: Dari Resolusi Jihad Menuju Revolusi Moral
Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, sebuah momen yang tidak sekadar bersifat seremonial, tetapi sarat makna sejarah dan nilai perjuangan. Hari ini menjadi pengingat akan kontribusi besar para santri dan ulama dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dari bilik-bilik pesantren yang sederhana, muncul gelombang semangat jihad yang menggetarkan penjuru negeri demi membela tanah air dan kehormatan bangsa.
Resolusi Jihad: Akar Historis Hari Santri
Hari Santri Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan ini merujuk pada sebuah peristiwa monumental yang terjadi pada 22 Oktober 1945, ketika pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, mengeluarkan seruan jihad melalui fatwa yang kini dikenal dengan nama "Resolusi Jihad".
Fatwa tersebut menyatakan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajah adalah fardhu ‘ain (wajib bagi setiap Muslim). Artinya, seluruh umat Islam tanpa memandang status sosial memiliki kewajiban untuk melawan penjajah yang berusaha kembali menancapkan kekuasaannya di bumi Indonesia.
Resolusi ini memicu gelombang perlawanan dari berbagai elemen masyarakat, terutama dari kalangan pesantren. Hanya beberapa minggu kemudian, pecahlah Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang kini kita kenang sebagai Hari Pahlawan.
Tanpa semangat jihad yang dikobarkan oleh para ulama dan santri, perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan mungkin tak akan seheroik itu. Oleh karena itu, Hari Santri menjadi simbol penting sinergi antara agama dan nasionalisme, antara iman dan cinta tanah air. Santri bukan hanya penjaga masjid atau penghafal kitab, melainkan juga penjaga kedaulatan dan kehormatan bangsa.
Jihad di Era Modern: Dari Perang Fisik ke Revolusi Moral
Dalam konteks kekinian, istilah "jihad" sering kali disalahartikan dan disempitkan maknanya menjadi sekadar perang bersenjata. Padahal, dalam khazanah Islam, jihad memiliki dimensi yang jauh lebih luas. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad besar.” (HR. Al-Baihaqi)
Jihad besar yang dimaksud adalah perjuangan melawan hawa nafsu, kebodohan, kemalasan, dan ketidakadilan. Inilah makna jihad yang relevan di zaman modern, sebuah revolusi moral yang perlu terus digaungkan, terutama oleh kalangan santri.
Hari ini, santri tidak lagi berperang dengan bambu runcing, melainkan dengan pena, ilmu, dan akhlak. Santri berjihad dengan cara menulis, berdakwah, membagikan ilmu, menegakkan nilai, dan menjaga ruang publik, termasuk ruang digital dari degradasi moral.
Bentuk Jihad Santri Masa Kini
Perjuangan santri di era modern meliputi berbagai medan baru:
1. Jihad Intelektual, yaitu menuntut ilmu setinggi-tingginya dan melawan kebodohan, baik di pesantren maupun di dunia akademik.
2. Jihad Moral, yaitu menjadi teladan akhlak, menjaga kejujuran, dan melawan arus pragmatisme serta korupsi moral yang menggerus nilai-nilai luhur bangsa.
3. Jihad Sosial, yaitu membela kaum lemah, memberantas kemiskinan, dan menegakkan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Jihad Digital, yaitu menjadi garda depan dalam melawan hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan menyebarkan konten positif di dunia maya.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan krisis identitas moral, santri hadir sebagai penjaga nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan. Mereka tidak hanya menjadi penghafal kitab, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang berakar kuat pada tradisi keilmuan dan keimanan.
Nilai-Nilai Santri yang Tetap Abadi Sepanjang Zaman
Pesantren dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Sejak berabad-abad silam, pesantren telah melahirkan banyak ulama, pemimpin, serta pejuang bangsa yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki keteguhan moral dan kekuatan spiritual.
Berikut beberapa nilai utama santri yang tetap relevan hingga masa kini:
1. Keikhlasan
Segala aktivitas santri mulai dari belajar, beribadah, hingga bekerja selalu diniatkan untuk mencari ridha Allah. Dari keikhlasan inilah tumbuh keteguhan hati dan semangat pantang menyerah.
2. Tawadhu’ (Rendah Hati)
Santri diajarkan bahwa kesombongan adalah penghalang ilmu. Karena itu, mereka senantiasa menghormati guru, menghargai pengetahuan, serta menjaga sikap rendah hati di hadapan siapa pun.
3. Disiplin dan Istiqamah
Kehidupan di pesantren diatur secara tertib, mulai dari jadwal belajar, salat berjamaah, mengaji, hingga menjaga kebersihan. Kedisiplinan tersebut melahirkan karakter yang konsisten dan teguh dalam berbuat baik.
4. Cinta Ilmu dan Kemandirian
Bagi santri, menuntut ilmu bukan hanya untuk mengejar pekerjaan, tetapi sebagai jalan menuju kemuliaan. Mereka dibentuk menjadi pribadi yang sederhana, mandiri, dan bertanggung jawab atas setiap perbuatannya.
5. Cinta Tanah Air (Hubbul Wathan Minal Iman)
Santri memandang kecintaan terhadap Indonesia sebagai bagian dari keimanan. KH. Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa menjaga tanah air sama mulianya dengan menjaga agama, karena keduanya saling melengkapi.
Nilai-nilai tersebut menjadi jati diri moral para santri, menjadikannya tetap relevan dan dibutuhkan dalam setiap era, mulai dari masa perjuangan kemerdekaan hingga zaman modern yang serba digital saat ini.
Santri dan Revolusi Moral Bangsa
Revolusi moral berarti perubahan besar dalam cara berpikir dan bertindak yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan.
Dalam konteks keindonesiaan, revolusi moral adalah upaya mengembalikan kejujuran, kesederhanaan, dan tanggung jawab sosial di tengah krisis moral yang melanda.
Santri memiliki posisi strategis dalam revolusi moral ini karena mereka dibentuk dengan prinsip akhlak sebagai fondasi kehidupan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Nilai akhlak inilah yang harus kembali menjadi pusat kehidupan masyarakat. Di tengah budaya instan, korupsi, dan hedonisme, santri dapat menjadi teladan kesederhanaan dan kejujuran.
Revolusi moral juga berarti memperjuangkan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin Islam yang menebarkan kasih sayang, bukan kebencian.
Santri yang memahami hakikat Islam sejati akan berdiri di garis depan dalam menolak radikalisme dan intoleransi.
Jihad Santri di Era Modern: Menjaga Nilai, Menguatkan Bangsa
Momentum Hari Santri setiap tahun harus menjadi pengingat bahwa bangsa ini pernah dan akan terus ditopang oleh kekuatan moral para santri. Di tangan merekalah masa depan Indonesia dapat terus dijaga, bukan hanya dari ancaman fisik, tetapi juga dari kehancuran nilai.
Dengan semangat jihad yang dimaknai secara kontekstual, para santri masa kini dan mendatang diharapkan terus menjadi pelopor revolusi moral, penegak kebenaran, dan pelindung nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Sumber: kotayogya.baznas.go.id
ARTIKEL22/10/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Apakah Dana Zakat Boleh Disalurkan untuk Penanggulangan Bencana?
Pertanyaan ini sering muncul setiap kali terjadi musibah. Banyak umat Muslim yang ingin menyalurkan zakat untuk membantu para korban bencana. Lalu, bagaimana hukumnya?
Dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 60 ditegaskan bahwa zakat hanya boleh diberikan kepada delapan golongan (asnaf), yaitu: fakir, miskin, amil zakat, muallaf, riqab (hamba sahaya), gharim (orang yang berutang), fisabilillah, dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal).
Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa No. 66 Tahun 2022 tentang Pemanfaatan Dana Zakat untuk Penanggulangan Bencana dan Dampaknya memberikan panduan lebih rinci. Fatwa tersebut menegaskan bahwa dana zakat memang dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan bencana, dengan ketentuan sebagai berikut:
Disalurkan langsung kepada mustahik yang termasuk dalam delapan asnaf zakat. Misalnya, korban bencana yang kehilangan harta benda hingga jatuh dalam kategori fakir atau miskin.
Untuk kepentingan kemaslahatan umum, dana zakat boleh digunakan dengan syarat penerima manfaatnya termasuk dalam asnaf fisabilillah.
Kebutuhan lain yang tidak bisa dibiayai dari zakat seperti operasional relawan, edukasi kebencanaan, pendampingan, maupun program pencegahan dapat dipenuhi melalui infaq, sedekah, atau dana sosial keagamaan lainnya.
Penting dipahami, meskipun zakat bisa digunakan untuk membantu korban bencana, tidak semua program kebencanaan harus dibiayai dari zakat. Dana infak dan sedekah, justru lebih fleksibel untuk membangun infrastruktur, penyediaan logistik umum, hingga program pemulihan jangka panjang.
Dengan demikian, zakat boleh digunakan untuk penanggulangan bencana asalkan benar-benar disalurkan kepada mereka yang tergolong dalam delapan asnaf zakat. Sementara itu, kebutuhan kolektif yang lebih luas sebaiknya ditopang melalui dana sosial lainnya agar penanganan bencana bisa lebih menyeluruh dan berkelanjutan.
Sumber: mui.or.id
ARTIKEL03/10/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Puasa Asyura dan Amalan Sunnah yang Sayang Dilewatkan di Bulan Muharram
Dalam Islam, terdapat bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Salah satunya adalah bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah, yang juga disebut sebagai “Syahrullah” (Bulan Allah). Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang terhadap seluruh makhluk-Nya.
Puncak keberkahan bulan Muharram berada pada tanggal 10, yang dikenal dengan Hari Asyura. Rasulullah SAW sangat menganjurkan untuk berpuasa pada hari ini. Dalam hadis disebutkan:
“Sebaik-baik puasa setelah (puasa) Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.” (HR. Muslim No. 1982)
Keutamaan Puasa Asyura yaitu:
1. Menghapus Dosa Setahun yang Lalu
“Dan Nabi SAW ditanya tentang puasa pada hari Asyura, maka beliau menjawab: ‘(Puasa itu) menghapus dosa setahun yang lalu.’” (HR. Muslim No. 1162)
Ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah kepada hamba-Nya yang ikhlas berpuasa.
2. Puasa yang dikerjakan oleh nabi Musa dan Bani Israil
“Ini adalah hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuh mereka, maka Nabi Musa berpuasa pada hari itu.” (HR. Bukhari No. 2004 dan Muslim No. 1130)
Dari hadis ini kita tahu bahwa hari Asyura juga diperingati oleh Nabi Musa AS sebagai bentuk syukur kepada Allah, dan Nabi Muhammad SAW kemudian mencontohnya sebagai ibadah.
3. Mendapat pahala karena di bulan yang mulia
"Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram."(HR. Muslim No.1982).
Selain fadhilah-fadhilah diatas, untuk membedakan dengan kaum yahudi yang hanya berpuasa di tanggal 10 muharram, maka nabi Muhammad SAW juga menganjurkan untuk puasa pada tanggal 9 muharram yaitu yang kita sebut dengan Tasu'a, karena jika 10 muharram dapat menghapus dosa-dosa kecil kita pada satu tahun yang lalu maka nabi mengatakan dengan adanya puasa tasu'a ini dapat menghapus dosa kita pada satu tahun kedepan.
Maka dianjurkan kepada kita sebagai umat muslim untuk puasa selama 2 hari pada bulan muharram ini yaitu:
9 Muharram (Tasu'a)
10 Muharram (Asyura).
Amalan yang Dianjurkan di Hari Asyura:
1. Puasa Sunnah Asyura
Ini adalah amalan yang paling utama pada tanggal 10 Muharram.
"Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun sebelumnya." (HR. Muslim)
Disunnahkan juga untuk berpuasa sehari sebelumnya (9 Muharram / Tasu’a) agar berbeda dengan kaum Yahudi.
2. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar
Bulan Muharram, khususnya hari Asyura, adalah momen yang baik untuk memperbanyak zikir, istighfar, dan doa sebagai bentuk taubat serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Bersedekah dan Berbuat Baik
Anjuran bersedekah di hari Asyura dinyatakan dalam beberapa riwayat ulama salaf, meskipun derajat hadisnya diperselisihkan, namun para ulama seperti Imam Ahmad membolehkan bersedekah sebagai bentuk amal saleh yang umum dianjurkan.
“Barang siapa melapangkan keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.”
(HR. al-Baihaqi – sanadnya diperselisihkan, tapi diamalkan oleh ulama)
4. Membahagiakan Keluarga
Sebagian ulama juga menganjurkan untuk menyediakan makanan yang lebih dari biasanya untuk keluarga di hari Asyura sebagai bentuk syukur.
5. Merenungkan Kisah Hijrah dan Karbala
Hari Asyura juga menjadi hari penting dalam sejarah Islam:
Nabi Musa AS diselamatkan dari Fir’aun.
Nabi Nuh AS diselamatkan dari banjir.
Kesyahidan Husain bin Ali RA di Karbala.
Momen ini dapat menjadi pelajaran untuk:
Menguatkan keteguhan iman.
Meneladani keberanian dan pengorbanan dalam kebenaran.
Menjauhi permusuhan dan kebencian.
6. Muhasabah dan Hijrah Diri
Karena Muharram adalah awal tahun Hijriyah. maka sangat tepat dijadikan momen untuk bermuhasabah atau evaluasi diri dan berhijrah menuju kehidupan yang lebih taat dan bermakna.
Bulan Muharram adalah kesempatan emas untuk mendekat kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak ibadah, khususnya puasa tasu'a dan asyura, dzikir, sedekah, serta muhasabah diri, semoga kita termasuk orang-orang yang diberi ampunan, keberkahan, dan rezeki yang lapang oleh Allah SWT.
ARTIKEL01/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Cahaya Zakat, Pelita di Tengah Kegelapan
Hidup sering digambarkan sebagai sebuah perjalanan, penuh liku dan warna. Ada saat-saat cerah yang dipenuhi kebahagiaan, namun tak jarang kegelapan datang menyelimuti, membawa tantangan yang berat dan mengikis harapan. Di tengah situasi sulit itu, zakat hadir bagaikan cahaya yang menerangi jalan, memberikan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan uluran kasih dan kepedulian.
Zakat bukan sekadar rukun Islam yang harus ditunaikan, melainkan wujud nyata dari rasa peduli dan kasih sayang terhadap sesama "cahaya yang bersinar terang" yang membawa segala keberkahan. Meskipun tampaknya sederhana, berbagi sebagian harta zakat memberikan dampak nyata yang menerangi kehidupan orang lain dan memperbaiki keseimbangan sosial. Dengan menyisihkan sebagian kecil harta untuk mereka yang membutuhkan.
Tak hanya itu, zakat juga menjadi ladang pahala yang terus mengalir. Ketika zakat yang kita tunaikan membantu seseorang bangkit dari keterpurukan, maka keberkahan dari kebaikan itu akan terus mengalir, bahkan setelah kita tiada.
Namun, manfaat zakat tidak hanya dirasakan oleh penerimanya (Mustahik) saja bagi yang menunaikannya (Muzaki) juga. Zakat menjadi cara membersihkan harta, menguatkan keimanan, dan mendatangkan keberkahan. Allah menjanjikan bahwa setiap harta yang dikeluarkan untuk kebaikan akan diganti dengan berlipat ganda. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka." (QS. At-Taubah: 103)
Sebagai umat Muslim, mari jadikan zakat sebagai pelita yang tak pernah padam. Dengan zakat, kita tidak hanya menerangi kehidupan orang lain, tetapi juga menerangi jalan kita menuju ridha Allah.
Jadikan zakat sebagai cahaya harapan di tengah kegelapan dunia. Mari tunaikan zakat dan sebarkan cahaya untuk kehidupan yang lebih baik.
ARTIKEL24/01/2025 | BAZNAS Tulungagung
Sedekah sebagai Bentuk Solidaritas dan Kepedulian Sosial
Sedekah merupakan salah satu bentuk kedermawanan yang diajarkan dalam Islam, namun nilai dan manfaatnya melampaui batas agama. Lebih dari sekadar amal, sedekah adalah ekspresi solidaritas dan kepedulian sosial yang memperkuat ikatan dalam masyarakat. Melalui sedekah, kita berbagi sebagian rezeki dengan mereka yang membutuhkan, membantu meringankan beban orang lain, dan menciptakan rasa kebersamaan.
Dalam konteks sosial, sedekah bukan hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan emosional baik bagi pemberi maupun penerima. Dengan menyisihkan sebagian harta, kita menumbuhkan rasa empati dan kepedulian, yang pada akhirnya membangun komunitas yang lebih harmonis. Selain itu, sedekah juga membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, memberi kesempatan bagi mereka yang kurang mampu untuk hidup lebih layak.
Bahkan, orang yang ahli sedekah akan dipanggil untuk masuk surga dari pintu khusus. Sama dengan yang disebut dalam hadist
"Barang siapa yang termasuk ahli sedekah, niscaya ia dipanggil (masuk surga) dari pintu sedekah" (HR. Bukhari).
Pada akhirnya, sedekah adalah cara untuk menunjukkan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan bersama. Dengan berbagi, kita tak hanya mengamalkan perintah agama, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan solid.
ARTIKEL14/11/2024 | BAZNAS Tulungagung
Kenapa Orang Meninggal Lebih Memilih Bersedekah Jika Ia Hidup Kembali?
Sedekah yang utama adalah ketika masih hidup, sedang membutuhkan, sedang sehat, dan masih muda serasa ajal masih panjang. Dalam Alquran diterangkan bahwa sedekah merupakan perkara yang paling harus dilakukan orang yang meninggal seandainya dia dihidupkan lagi ke dunia. Allah SWT berfirman:
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al Munafiqun ayat 10)
Orang yang telah sampai ajalnya akan minta tangguh agar ajalnya diundur, bahkan yang telah wafat pun minta dikembalikan ke dunia untuk beramal saleh. Amal saleh dimaksud adalah sedekah. Padahal, banyak amal shaleh lainnya yang tak kalah dahsyat pahalanya.
Mengapa justru memilih bersedekah dari sekian banyak amal-amal shaleh yang ada?
Pertama,
Seorang yang meninggal itu ketika melihat dosanya, sedekahlah salah satunya yang dapat menghapuskan dosanya.
“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi pelakunya. Sungguh pada hari kiamat, seorang mukmin akan berlindung di bawah naungan sedekahnya.” (Silsilah As-Shahihah, 3484).
Kedua,
Sedekah menjadi benteng dari azab neraka.
“Jauhilah neraka walaupun dengan bersedekah sebelah butir kurma, maka siapa saja yang tidak mendapatkannya, maka hendaklah (bersedekah) dengan kata-kata yang baik’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut mengabarkan keutamaan sedekah meski dengan jumlah yang sangat sedikit. Karena, sedekah itu lah justru bisa menyelematkan yang bersangkutan dari api neraka. Yang dimaksud dengan sebutir kurma merupakan kiasan tentang amal-amal ringan yang berpahala besar.
Ketiga,
Menolak su’ul khotimah. Ketika orang yang akan meninggal tengah menghadapi hebatnya sakaratul maut, sedekah dapat memudahkan yang bersangkutan melafalkan kalimat tauhid dan melepaskan ruh dengan khusnul khatimah.
“Sedekah itu dapat memadamkan murka Allah dan mencegah dari keadaan mati yang jelek.” (HR. Tirmidzi)
Keempat,
Memadamkan murka Alloh Ta’ala di dunia terlebih di akhirat kelak. Seseorang yang bersedekah sejatinya sedang menyelamatkan diri dan keluarganya, sekalipun pada kenyataannya sedang membantu orang lain, namun hadis berikut mengabarkan bahwa sedekah yang dilakukannya dapat menyelamatkannya dari murka Alloh ta’ala.
“Sedekah dengan rahasia bisa memadamkan murka Allah” (Shahih At-Targhib, 888)
Kelima,
Tolak bala yang mujarab adalah melalui sedekah. Imam Al Baihaqi dari riwayat Ali bin Abi Thalib RA, yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Segeralah bersedekah! Sungguhlah, musibah tidak dapat melangkahinya.”
Maksudnya adalah bahwa sedekah itu merupakan bendungan atau tanggul yang kokoh kuat terhadap musibah (bala). Musibah tidak akan dapat menerjangnya.
Keenam,
Sedekah kepada sesama makhluk mendapatkan pahala setara dengan I’tikaf sebulan di masjid.
“Amal perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kebahagiaan kepada sesama Muslim dan menghiburnya saat dia dilanda kesusahan, atau meringankannya saat dia dililit utang, atau memberinya makanan saat dia merasakan lapar. Karena, aku lebih menyukai berjalan bersama seorang Muslim yang berbagi dengan orang yang sedang membutuhkan, daripada melakukan iktikaf di masjid selama satu bulan penuh.” (HR. Ath Thabrani)
Jadi, mari kita perbanyak pahala sedekah ketika kita masih hidup didunia ini agar kita semua dapat terhindar dari panasnya api neraka. Sedekah mudah, sedekah cepat, sedekah aman hanya di BAZNAS Kabupaten Tulungagung.
ARTIKEL22/08/2024 | BAZNAS Tulungagung
Senyum: Ibadah Sederhana yang Berpahala
Senyum merupakan tindakan sederhana namun memiliki dampak luar biasa. Dalam Islam, tersenyum kepada orang lain tidak hanya dianggap sebagai perilaku baik, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang berpahala.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu." (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan bahwa dengan tersenyum, kita tidak hanya mencerahkan hati seseorang, tetapi juga mendapatkan pahala seperti bersedekah. Senyum merupakan cara mudah untuk menyebarkan kebaikan dan menciptakan lingkungan yang positif di sekitar kita.
Allah SWT juga menyukai orang-orang yang berbuat baik, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)
Tersenyum adalah salah satu bentuk perbuatan baik yang dapat kita lakukan setiap hari. Ini menunjukkan keramahan, empati, dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mempraktikkan ibadah ini dengan mudah:
1. Tersenyum kepada keluarga saat bertemu di pagi hari
2. Menyapa tetangga dengan senyuman
3. Tersenyum kepada rekan kerja atau teman sekolah
4. Memberikan senyuman kepada orang asing yang kita temui di jalan
Dengan menjadikan senyum sebagai kebiasaan, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hubungan sosial kita, tetapi juga meraih pahala dari Allah SWT. Mari kita jadikan senyum sebagai ibadah sederhana namun berharga dalam kehidupan sehari-hari.
ARTIKEL20/08/2024 | BAZNAS Tulungagung
Keutamaan dan Hikmah Puasa Tasu'a dan Asyura
Saat ini kita telah memasuki Bulan Muharram 1446 H. Yang merupakan awal bulan dalam kalender Hijriah. Pada bulan Muharram ini termasuk dalam bulan-bulan yang haram (asyhurul hurum). Bulan Muharram ini salah satu bulan mulia, dari bulan- bulan yang lain.
Pada bulan Muharram ini juga banyak terjadi peristiwa bersejarah, salah satunya adalah turunnya rahmat Allah untuk pertama kali yakni pada hari Asyura dan pada hari itu juga Nabi Musa menerima kitab Taurat dari Allah swt.
Allah swt memberikan banyak keutamaan pada bulan ini, di antaranya adalah kesunnahan puasa tanggal 9 (Tasu’a) yang digandeng dengan puasa tanggal 10 Muharram (Asyura), sebab bulan Muharram merupakan bulan mulia setelah Ramadhan untuk melakukan puasa.
Rasulullah ? bersabda, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulannya Allah, Muharam.” (HR Muslim).
Salah satu keutamaan puasa pada hari Asyura adalah dapat menghapus dosa pada tahun sebelumnya dan barang siapa yang berpuasa Asyura, maka seperti puasa setahun penuh.
Sayyid Muhammad Syatho dalam kitab Ianah-nya menyebutkan tiga hikmah disunnahkannya puasa Tasu’a menyertai puasa Asyura yakni,
Untuk berhati-hati, sebab ada kemungkinan dalam menentukan awal bulan Muharram terjadi kesalahan.
Agar tidak menyamai dengan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘Asyura saja.
Untuk menghindari puasa hanya satu hari saja sebagaimana mengkhususkan puasa pada hari Jumat tanpa didahului hari sebelumnya dan tidak diikuti hari setelahnya.
Dengan ini, jika seseorang melakukan puasa Asyura saja tanpa puasa Tasu’a maka disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal sebelas Muharram.
ARTIKEL16/07/2024 | BAZNAS Tulungagung
Waktu Mustajabah di Hari Jum'at
Alhamdulillah hari ini kita, khususnya umat Islam masih kembali dipertemukan dengan hari Jumat. Dan perlu diketahui bahwa setidaknya ada waktu tertentu yang hendaknya kita perhatikan sebagai waktu terkabulkannya doa atau mustajabah.
Disebutkan bahwa Jumat adalah hari spesial bagi umat Islam. Jumat adalah hari raya sepekan bagi mereka. Hari di mana Nabi Adam AS diciptakan dan dicabut nyawanya, terompet malaikat Israfil ditiupkan, berakhirnya kehidupan manusia di dunia dan beberapa peristiwa besar lainnya yang terjadi di hari Jumat.
Hari Jumat adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak shalat, zikir, shalawat, dan ibadah lainnya. Bahkan di hari itu, pengajian-pengajian para kiai dan ulama diliburkan sebagaimana yang telah mentradisi sejak dulu dengan tujuan untuk memfokuskan diri beribadah.
Di antara hal-hal yang sangat dianjurkan dilakukan di hari Jumat adalah memperbanyak doa baik di malam harinya ataupun di waktu siangnya. Sebagaimana dijelaskan banyak hadits Nabi, terdapat satu waktu di antara satu kali 24 jam di hari Jumat yang sangat manjur untuk dibuat berdoa.
Ulama mengisitilahkan waktu tersebut dengan sa’atul ijabah (waktu terkabulnya doa). Barang siapa berdoa di waktu tersebut, maka segala permintaannya akan terkabul. Disebutkan dalam hadits,
Artinya :"Dari sahabat Abi Hurairah RA, sungguh Rasulullah SAW menyebut hari Jumat kemudian berkomentar perihal Jumat: Pada hari itu terdapat waktu yang tidaklah seorang muslim menemuinya dalam keadaan beribadah seraya ia meminta kepada Allah sesuatu hajat, kecuali Allah mengabulkan permintaannya. Rasulullah memberi isyarat dengan tangannya bahwa waktu tersebut sangat sebentar." (HR Al-Bukhari)
Namun, tidak ada keterangan hadits Nabi yang secara tegas menjelaskan penentuan waktu ijabah tersebut, dan para ulama juga berbeda-beda pendapat mengenai penentu waktu-waktu ijabah ini.
Menurut mayoritas ulama madzhab Syafii, waktu ijabah yang paling diharapkan adalah waktu di antara duduknya khatib di atas mimbar sebelum ia berkhutbah dan salamnya imam jamaah shalat Jumat. Pendapat tersebut bertendensi kepada hadits riwayat Imam Muslim dan Imam Abi Dawud.
Artinya :"Dari Abi Musa Al-Asy’ari, ia berkata: Abdullah bin Umar berkata kepadaku: Apakah kau pernah mendengar ayahmu bercerita dari Rasulullah SAW tentang waktu ijabah? Aku menjawab: Ya. Aku pernah mendengar ayahku mendengar dari Rasulullah bahwa beliau bersabda: Waktu ijabah adalah waktu di antara duduknya imam sampai selesainya shalat Jumat." (HR Muslim dan Abi Dawud)
ARTIKEL12/07/2024 | BAZNAS Tulungagung
Tabungan ada zakatnya? Begini penjelasannya
Harta dalam bentuk mata uang atau tabungan, memungkinkan untuk diqiyas kan dengan emas atau perak, mengingat kedudukan nilai emas dan perak digunakan sebagai mata uang di masa silam, maka nominal uang kertas atau logam dapat di-qiyas-kan dengan emas atau perak. Namun perlu diperhatikan bahwa emas dan perak memiliki perhitungan zakat yang berbeda, dan tidak boleh digabungkan.
Uang yang disimpan, entah di bawah tempat tidur atau di bank, alias tidak diputar untuk modal usaha tetap wajib dikeluarkan zakatnya jika telah mencapai nisab atau jumlah tertentu sehingga wajib zakat (senilai harga 85 gram emas murni).
Zakat uang tabungan (simpanan) dikeluarkan setiap tahun, selama jumlah uang masih mencapai satu nisab, dipersamakan dengan emas dan perak yang setiap tahunnya bisa berubah nilainya. (Keputusan Muktamar ke-8 Nahdlatul Ulama di Jakarta, tanggal 12 Muharram 1352 H./ 7 Mei 1933 M.)
Hal ini didasarkan pada keterangan dalam kitab Bajuri-Fathul Qorib Juz I dan Bujairimi-Iqna’, bahwa pada benda-benda tambang yang berpotensi untuk tetap mempunyai nilai tambah seperti emas dan perak wajib dizakati selama barangnya masih ada dan mencapai satu nisab. Sementara pada biji-bijian zakatnya hanya setahun sekali saja walaupun biji-bijian tetap ada selama beberapa tahun.
Tahun pertama pengeluaran zakat dihitung setelah seseorang menyimpan uangnya selama satu tahun. Tahun kedua dihitung setelah melewati satu tahun dari tahun pertama, begitu seterusnya. Besarnya zakat yang dikeluarkan tiap tahunnya adalah 2,5 persen, sama dengan zakat barang dagangan.
Contoh : kita menyimpan uang pada tanggal 1 Juli 2024 sejumlah Rp50.000.000,- . Kemudian pada tahun berikutnya tanggal 1 Juli 2025 uang simpanan masih berjumlah Rp45.000.000,- (masih satu nishab) maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5 % X Rp45.000.000,- = Rp1.125.000,-.
Jika pada tahun berikutnya uang simpanan masih mencapai satu nishab (berdasarkan perhitungan harga emas murni waktu itu) maka tetap wajib dikeluarkan zakatnya seperti pada perhitungan di atas dan Sebagai catatan juga, seorang muslim tidak diperkenankan untuk melakukan trik tertentu agar tidak mengeluarkan zakat.
ARTIKEL10/07/2024 | BAZNAS Tulungagung
Bulan Muharram, Salah Satu Bulan Mulia
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender hijriah, memiliki makna dan keutamaan yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan ini dipandang sebagai salah satu bulan mulia dan diberkahi oleh Allah swt. Disisi lain bulan ini banyak terjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam. Salah satu peristiwa yang sangat berarti adalah hijrahnya Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah.
Muharram adalah salah satu dari empat bulan terhormat (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) yang disebutkan Al-Qur’an. Pada bulan terhormat termasuk Muharram, masyarakat Arab dilarang berbuat dholim dan menumpahkan darah.
Dilansir dari nu.or.id, Empat bulan terhormat tersebut (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) disebutkan dalam Surat At-Taubah :
Artinya: "Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa".
Bulan Muharram juga disebut sebagai bulannya Allah, Mengapa demikian? Padahal Muharram memiliki keutamaan yang sama atau lebih sedikit dengan bulan lainnya dibandingkan bulan Ramadhan. Menurut Syekh Jalalauddin As-Suyuthi, kelebihan bulan Muharram terletak pada namanya yang islami dibandingkan nama bulan hijriah lainnya.
Nama bulan hijriah selain Muharram merupakan nama bulan yang dipakai pada masa jahiliah. Adapun bulan Muharram pada era masyarakat jahiliah dinamai bulan Shafar Awwal. Sedangkan bulan setelah Muharram disebut bulan Shafar Tsani. Ketika Islam datang, Allah menyebut Shafar Awwal dengan bulan Muharram yang dinisbahkan dengan asma-Nya.
ARTIKEL08/07/2024 | BAZNAS Tulungagung
Uang Simpanan, Apa Wajib Kita Zakati?Â
Harus kita kita ketahui bahwasanya kewajiban zak?t m?l adalah berlaku pada harta yang tersimpan (kanzun) yang terdiri atas emas dan perak, dalam salah satu ayat sudah dijelaskan:
“Orang-orang yang menyimpan emas dan perak kemudian ia tidak menafkahkannya di jalan Allah (mengeluarkan zakatnya), maka berilah kabar gembira terhadap mereka akan azab yang teramat pedih.”(QS at-Taubah :34)
Ada dua jenis emas dan perak yang saat ini beredar di masyarakat, yaitu pertama berupa emas murni yang biasanya berwujud emas batangan, dan kedua berupa emas yang dicetak. Untuk emas yang dicetak umumnya disebut sebagai huliyyin mub?h, yaitu perhiasan mubah. Ada kalanya emas yang ada dalam bentuk cetak ini berupa kalung, cincin, atau berupa mata uang seperti dinar dan dirham.
Nishab dari huliyyin mubah ini adalah 20 mitsq?l, setara dengan 20 dinar, atau kurang lebih 425 gram. Sementara nishab emas murni adalah setara 85 gram. Masing-masing dari emas murni dan emas yang dicetak ini wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5% (rub’u al-‘ushr).
Untuk nishab perak dalam bentuk huliyyin mubah, adalah sama dengan 200 dirham atau setara dengan kadar 2.975 gram. Adapun bila dalam bentuk perak murni (batangan), maka nishabnya setara dengan ukuran timbangan 595 gram. Zakat yang wajib dikeluarkan dari perak ini juga sama yaitu 2,5%-nya.
Catatan yang perlu kita perhatikan dari keberadaan zakat emas dan perak tadi adalah bahwa keduanya telah disimpan (kanzun) selama kurang lebih 1 tahun, baik dalam bentuk batangan murni atau dalam bentuk cetak (KH. Afifuddin Muhadjir, Fathu al-Mudj?b al-Qar?b fi hilli Alf?dhi al-Taqr?b)
Lantas kalian tau gak, hubungan keberadaan emas dan perak ini dengan uang?
Hubungan kuduanya sangatlah erat, karena sejarah mata uang di dunia ini erat hubungannya dengan emas dan perak. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih klasik pun juga disebutkan adanya relasi antara mata uang dengan emas dan perak.
Dilansir dari nu.or.id dalam Keputusan Muktamar ke-8 Nahdlatul Ulama di Jakarta, tanggal 12 Muharram 1352 H./ 7 Mei 1933 M juga menyamakan kedudukan uang ini sama dengan emas dan perak. Namun menilik dari tahun dihasilkannya keputusan tersebut, keputusan itu tidak bisa disalahkan karena memang pada tahun itu kedudukan uang masih memiliki simpanan berupa cadangan emas yang terletak di Bank Indonesia.
Pasca dihasilkannya keputusan Muktamar NU yang ke-8 itu berlakulah hukum bahwa setiap uang yang disimpan oleh masyarakat, adalah bernilai cadangan emas dan perak. Karena ia bernilai cadangan emas, maka bila uang tersebut disimpan selama satu tahun, baik disimpan sendiri atau disimpan di bank, dengan catatan yaitu asal tidak dipergunakan sama sekali, maka dari uang ini berlaku nishab zakat.
ARTIKEL05/07/2024 | BAZNAS Tulungagung
Kisah singkat, Dahsyatnya Sedekah
Dikisahkan dalam kitab Risalah Nawadirul Hikayah karya Ahmad Syihabuddin bin Salamah Al Qulyubi. Menceritakan betapa hebatnya (dahsyatnya) sedekah yang bahkan mampu menyelamatkan seseorang dari ketentuan sebagai ahli neraka.
Cerita tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, bahwa suatu saat telah membeli seorang jariyah, seorang budak perempuan. Sesaat kemudian, malaikat Jibril turun ke bumi dan berkata kepada Nabi Muhammad Saw : "Wahai Muhammad, keluarkanlah budak itu dari rumahmu, karena sesungguhnya ia adalah ahli neraka."
Nabi pun mengutarakan perintah malaikat Jibril ini kepada Aisyah. Lalu Aisyah dengan perasaan iba dan wajah kasihan saat melepas kepergian sang budak yang telah dimerdekaannya. Aisyah melepas kepergian sang budak dengan membekalinya beberapa kurma sebagai teman dalam perjalanan.
Singkat cerita, saat dalam perjalanan tersebut sang budak pun merasa kelelahan dan memakan kurma pemberian dari Aisyah itu dengan lahap. Namun saat ia menikmati bekal kurma, datang kepadanya seorang fakir meminta-minta.Dari perawakan sang fakir sangat jelas bahwa kondisinya lebih memprihatinkan dibandingkannya dirinya. Karena itu, meskipun lapar dan sesungguhnya ia juga masih membutuhkan bekal kurma, sang budak memberikan tidak hanya sebagian, bahkan seluruh kurma yang tersisa kepada fakir tersebut.
Dan benar, sang fakir tersebut sangat kelaparan dan memakan semua kurma yang diberikan oleh sang budak itu tanpa sisa satupun. Melihat hal itu, sang budak berbesar hati untuk merelakan kurma yang sebenarnya jatahnya kepada kalangan yang lebih membutuhkan, yakni fakir itu.
Dan betapa dahsyat kekuatan sedekah. Tak lama kemudian setelah sang budak memberikan kurma kepada fakir tadi, malaikat Jibril kembali turun ke bumi. Kali ini mewahyukan kepada Nabi Muhammad bahwa diperintah untuk kembali membiarkan sang budak di rumahnya. Karena sungguh, lantaran sedekah sang budak, rahmat Allah turun dan ia pun batal masuk neraka.
ARTIKEL03/07/2024 | BAZNAS Tulungagung
Hari Jum'at Sebagai Sayyidul Ayyam
Apa kalian tau apa sih yang dimaksud sayyidul ayyam itu? Hari Jum'at sebagai sayyidul ayyam atau rajanya hari, tentu mengingatkan bahwa hari jum'at bisa menyakinkan pandangan kita dan memastikan kaum muslimin untuk menghiasi hari jum'at dengan hal-hal yang terbaik.
Hari Jumat adalah hari istimewa yang dengannya Allah mengagungkan dan menghiasi Islam. Allah memuliakan umat Muhammad SAW dengan hari Jumat, yang tidak diberikan kepada umat nabi terdahulu. Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan keutamaan hari Jumat. Bahkan ada beberapa ulama yang secara khusus menjadikannya dalam satu bentuk karya, seperti kitab al-Lum’ah fi Khashaish al-Jumat, karya Syekh Jalaluddin al-Suyuthi.
Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah sebuah hadits:
"Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat."
Nahh apakah kalian tau juga, mengapa langit, bumi, batu dan benda-benda mati lainnya mengalami kekhawatiran? Padahal benda-benda tersebut merupakan makhluk yang tidak bernyawa?
Syekh Ihsan bin Dakhlan dalam Manahij al-Imdad menjelaskan : "Maksudnya, Allah menciptakan kepada makhuk-makhluk tidak bernyawa ini pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi pada hari Jumat tersebut. Rahasia dari kekhawatiran mereka adalah bahwa hari kiamat sebagaimana telah dijelaskan terjadi pada hari Jumat di antara waktu Subuh dan terbitnya matahari. Maka tidaklah binatang-binatang kecuali khawatir akan datangnya hari kiamat pada pagi hari Jumat ini. Saat pagi hari tiba, mereka memuji kepada Allah dan memberi ucapan selamat satu sama lain, mereka mengatakan; ini hari baik. Kiamat tidak terjadi pada pagi hari ini”. (Syekh Ihsan bin Dakhlan, Manahij al-Imdad Syarh Irsyad al-‘Ibad, juz 1, halaman 286).
Ada banyak keutamaan yang dapat dilakukan pada hari jum'at seperti seorang Muslim yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, ia akan dinaungi cahaya di antara dua Jumat. Nabi juga menganjurkan agar memperbanyak membaca shalawat pada hari Jumat.
Dalam hadist dijelaskan : "Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari dan malam Jumat. Barangsiapa membaca shalawat untuku satu kali, maka Allah membalasnya sepuluh kali."
ARTIKEL28/06/2024 | BAZNAS Tulungagung
Teladan Abu Thalhah: Sedekah Paling Berharga Dengan Harta Yang Kita Cintai
Bersedekah dengan harta yang kita cintai memanglah amat sangat berat. Karena sifat manusia yang sangat mencintai hartanya lalu enggan mengeluarkannya.
Allah berfirman dalam QS. Al fajr:20: “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.”
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu adalah orang Anshar yang memiliki banyak harta di kota Madinah berupa kebun kurma. Ada kebun kurma yang paling ia cintai yang bernama Bairaha’. Kebun tersebut berada di depan masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memasukinya dan minum dari air yang begitu enak di dalamnya. "
Anas berkata (saat turun ayat, QS. Al Imron:2) Artinya :“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. "
Sungguh harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairaha’. Sungguh aku wakafkan kebun tersebut karena mengharap pahala dari Allah dan mengharap simpanan di akhirat. Aturlah tanah ini sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi petunjuk kepadamu.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bakh! Itulah harta yang benar-benar beruntung. Itulah harta yang benar-benar beruntung. Aku memang telah mendengar perkataanmu ini. Aku berpendapat, hendaknya engkau sedekahkan tanahmu ini untuk kerabat. Lalu Abu Thalhah membaginya untuk kerabatnya dan anak pamannya.” (HR. Bukhari, no. 1461 dan Muslim, no. 998)
ARTIKEL26/06/2024 | BAZNAS Tulungagung
Menjemput Berkah Melalui Sedekah
Di antara wujud syukur yang telah diajarkan oleh Rasulullah adalah dengan saling membantu dalam kebaikan sebagai nilai-nilai penting dalam Islam. Rasulullah memberikan banyak ajaran tentang solidaritas, tolong-menolong, dan kasih sayang antar sesama muslim. Dalam kebersamaan dan saling membantu, umat Islam dapat memperkuat tali persaudaraan dan menciptakan masyarakat yang lebih baik dan bahagia.
Mari kita juga menguatkan prinsip hidup kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan perintah-Nya seperti saling berbagi rezeki dan menjauhi larangan-Nya.
Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah : 215,
Yang artinya : "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. ‎Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, ‎kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan ‎membutuhkan pertolongan).” Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha ‎Mengetahuinya.’’‎
Begitu penting dan berharganya melakukan sedekah, Allah memberikan balasan ‎dengan berbagai balasan, di antaranya :‎‎
Diangkat derajat dan ditambah kemuliaan seseorang
Didoakan malaikat
Menjaga diri dari siksa api neraka
Rasulullah bersabda: “Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Berbagi akan mendatangkan keberkahan. Apa itu keberkahan? Keberkahan adalah ziyadatul khair yakni bertambahnya kebaikan. Keberkahan ini bisa terlihat dari tigal hal yakni:
Pertama adalah sedikit namun manfaat dan dampaknya banyak. Contoh, makanan yang seharusnya cukup dimakan tiga orang, namun karena ada keberkahan maka manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak.
Kedua, berkah itu memang sesuatu yang yang masih misterius dan kita baru mengetahui dan merasakan berkahnya setelah kita mengalami atau mendapatkan manfaat kebaikan darinya. Misalnya, berkah ilmu bisa dirasakan saat kita mengajarkannya kepada orang lain. Padahal dulu saat belajar ilmu tersebut, kita tidak memahaminya. Namun karena kita berbagi dengan mengajarkannya, maka Allah swt membukakan pemahaman kepada kita.
Ketiga, mengalirnya kebaikan-kebaikan dalam kehidupan karena imbas kebaikan yang kita perbuat. Contoh, saat kita sedekah seribu rupiah dengan ikhlas, maka pada hakikatnya Allah sedang mengalirkan rezeki yang berlipat ganda dari sedekah tersebut. Perumpamaan sedekah yang kita lakukan adalah seperti saat kita menanam satu buah biji padi yang menumbuhkan tujuh tangkai. Di setiap tangkainya membuahkan 100 biji. Maka jika dihitung secara matematika, dengan sedekah seribu rupiah maka kita akan panen dan mendapatkan 700 ribu rupiah.
ARTIKEL24/06/2024 | BAZNAS Tulungagung
Hari Jum'at: Sisihkan Harta, Gemarkan Sedekah
Sedekah merupakan salah satu amal ibadah yang besar pahalanya, keberadaannya bukan hanya berkaitan dengan penghambaan kepada Sang Khaliq, namun juga merupakan sikap solidaritas kepada sesama manusia.
Disebutkan dalam Al qur'an surat Al-Hajj ayat 34-35,
Yang Artinya: "Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami beri rezeki kepada mereka" (QS. Al-Hajj ayat 34-35).
Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana pun berada serta kepada siapapun. Namun bersedekah memiliki pahala lebih besar bila dilakukan di waktu-waktu utama, di antaranya di hari Jumat.
Disebutkan anjuran khusus untuk bersedekah di hari Jumat. Diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh al-Kassi dalam kitab al-Muntakhab min Musnad Abd bin Humaid, yang Artinya: Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah bersabda saat beliau berada di atas mimbarnya, wahai manusia bertobatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian mati. Bersegeralah kembali kepada-Nya dengan amal-amal saleh, sambunglah hubungan antara Tuhan dan kalian dengan memperbanyak dzikir dan sedekah di saat sunyi dan ramai, maka kalian diganjar, ditolong dan diberi rezeki."
Di dalam bab “Hal-hal yang Diperintahkan di Hari dan Malam Jumat” di kitab al-Umm, Imam al-Syafi’i juga meriwayatkan sebuah hadits :
Yang Artinya: "Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, ‘Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar’. Nabi bersabda, "Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipat gandakan"
Di dalam literatur fiqih, anjuran bersedekah di hari Jumat sebagaimana waktu-waktu utama yang lain memiliki nilai keutamaan lebih besar dari pada waktu lainnya.Penekanan bersedekah di hari Jumat dan waktu-waktu utama yang lain bukan berarti anjuran untuk menunda sedekah di waktu-waktu tersebut. Namun yang dimaksud adalah bersedekah di waktu-waktu tersebut memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan waktu-waktu lainnya.
ARTIKEL21/06/2024 | BAZNAS Tulungagung
Keistimewaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Kita akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1445 H tepat pada hari Senin, 16 Juni 2024 M. Sebelum memasuki Hari Idul Qurban, Kita sebagai umat Islam disunnahkan untuk melakukan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah terlebih dahulu. Puasa Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dilakukan oleh jama'ah haji yang melaksanakan ibadah di tanah suci.
Puasa Tarwiyah, merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah (bertepatan Sabtu, 15 Juni 2024 M). Mengenai keistimewaan dari puasa tarwiyah, ada sebuah hadist yang diriwayatkan Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnu Najar, yang artinya “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,”
Namun, hadits tersebut juga dikatakan sebagai hadits yang dha'if (kurang kuat riwayatnya), tapi para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhaif dengan kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), selama hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Puasa Arafah, Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah (Minggu, 16 Juni 2024), puasa tersebut bertepatan dengan umat Islam yang menjalani wukuf di Padang Arafah. Puasa ini sangat dianjurkan kepada umat Islam yang tidak menjalankan ibadah haji.
Keistimewaan berpuasa hari Arafah didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi QotadahQotadah, yang artinya "Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat."
ARTIKEL20/06/2024 | BAZNAS Tulungagung
Apakah Kalian Tau, Amalan Sunnah Apa yang Dikerjakan Pada Hari Tasyrik?
Sebelum kita membahas amalan-amalan sunahnya, apakah kalian sudah tau apakah hari tasyrik itu? Hari tasyrik yaitu tiga hari setelah hari raya idul adha, tepatnya pada tanggal 11-13 Dzulhijjah. Tiga hari tersebut juga adalah batas waktu umat muslim untuk melaksanakan ibadah kurban setelah idul adha.
Selain itu, hari Tasyrik juga merupakan waktu istimewa untuk melakukan ibadah lainnya, karena pada hari-hari ini merupakan waktu di mana kebanyakan orang lalai. Keutamaan hari tasyrik dijelaskan dalam kitab Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari.
Imam Bukhari mengutip hadits keutamaan Hari Tasyrik sebagai waktu istimewa untuk ibadah yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra. yang Artinya: “Dari sahabat Ibnu Abbas ra., dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Tidak ada amal pada hari-hari ini yang lebih utama daripadanya di hari-hari ini,’” (HR Bukhari).
Adapun ketentuan ibadah di Hari Tasyrik yakni dilarangnya umat Islam melaksanakan puasa dan dianjurkannya memperbanyak zikir. Imam Muslim juga meriwayatkan hadits yang menerangkan hari tasyrik sebagai hari istimewa untuk makan, minum, dan untuk zikir.
Artinya: “Dari Nubaisyah Al-Hudzali, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari zikir,’” (HR Muslim).
Berikut amalan- amalan sunnah dihari tasyrik :
Mengumandangkan takbir
Memperbanyak dzikir (Tahmid, Tahlil )
Beragam jenis amalan ibadah (lantaran Hari Tasyrik adalah waktu yang istimewa untuk ibadah. Oleh karena itu, beragam amal ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu istimewa, ganjarannya juga istimewa).
ARTIKEL20/06/2024 | BAZNAS Tulungagung
Mari Ungkapkan Syukur Kita Dengan Berkurban
Segala hal terkait dengan rezeki yang sudah didapatkan haruslah disyukuri. Dengan syukur, kita tidak akan lagi selalu menghitung-hitung jumlah harta yang kita miliki. Perlu kita sadari, rezeki, harta adalah washilah (lantaran) saja untuk kita bisa beribadah dengan istiqamah kepada Allah. Ingat, tugas utama kita hidup di dunia ini adalah beribadah menyembah Allah SWT.
Sesuai firman Allah dalam surat Adz. Dzariyat :56, yang artinya
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Di antara wujud kita syukur adalah dengan bersedekah dan berbagai rezeki kepada orang lain. Dalam bulan Dzulhijjah saat ini, wujud syukur dan pendekatan diri kita kepada Allah bisa kita wujudkan dalam ibadah kurban.
Menyembelih hewan kurban merupakan salah satu amalan penting saat Idul Adha. Proses kurban ini memiliki makna religius yang mendalam dan merupakan bagian ajaran Islam yang telah dilakukan selama berabad-abad. Hewan kurban dalam Islam adalah hewan yang disembelih secara khusus untuk tujuan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Hewan kurban yang disembelih meliputi domba, kambing, sapi, kerbau atau unta. Proses penyembelihan hewan kurban bisa kita lakukan pada hari raya Idul Adha (Hari Raya Kurban) yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari Tasryik.
Saat menyembelih hewan kurban, penting untuk mengucapkan nama Allah SWT. Pengucapan nama Allah adalah tindakan yang membedakan antara penyembelihan yang sah secara agama dengan penyembelihan biasa (tidak sah dalam syariat islam) . Pengucapan nama Allah secara jelas dan tegas menunjukkan niat yang ikhlas dalam menjalankan ibadah kurban.
Niat yang ikhlas berarti menyembelih hewan kurban semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah dan bukan untuk pamer atau mencari popularitas. Ibadah kurban harus dilakukan dengan tujuan yang murni dan tulus di dalam hati. Allah berfirman dalam Surat Al-Hajj [22] ayat 37 yang artinya :
"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin."
ARTIKEL12/06/2024 | BAZNAS Tulungagung

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat
