WhatsApp Icon
Hari Santri: Dari Resolusi Jihad Menuju Revolusi Moral

Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, sebuah momen yang tidak sekadar bersifat seremonial, tetapi sarat makna sejarah dan nilai perjuangan. Hari ini menjadi pengingat akan kontribusi besar para santri dan ulama dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dari bilik-bilik pesantren yang sederhana, muncul gelombang semangat jihad yang menggetarkan penjuru negeri demi membela tanah air dan kehormatan bangsa.

Resolusi Jihad: Akar Historis Hari Santri

Hari Santri Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan ini merujuk pada sebuah peristiwa monumental yang terjadi pada 22 Oktober 1945, ketika pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, mengeluarkan seruan jihad melalui fatwa yang kini dikenal dengan nama "Resolusi Jihad".

Fatwa tersebut menyatakan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajah adalah fardhu ‘ain (wajib bagi setiap Muslim). Artinya, seluruh umat Islam tanpa memandang status sosial memiliki kewajiban untuk melawan penjajah yang berusaha kembali menancapkan kekuasaannya di bumi Indonesia.

Resolusi ini memicu gelombang perlawanan dari berbagai elemen masyarakat, terutama dari kalangan pesantren. Hanya beberapa minggu kemudian, pecahlah Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang kini kita kenang sebagai Hari Pahlawan.

Tanpa semangat jihad yang dikobarkan oleh para ulama dan santri, perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan mungkin tak akan seheroik itu. Oleh karena itu, Hari Santri menjadi simbol penting sinergi antara agama dan nasionalisme, antara iman dan cinta tanah air. Santri bukan hanya penjaga masjid atau penghafal kitab, melainkan juga penjaga kedaulatan dan kehormatan bangsa.

Jihad di Era Modern: Dari Perang Fisik ke Revolusi Moral

Dalam konteks kekinian, istilah "jihad" sering kali disalahartikan dan disempitkan maknanya menjadi sekadar perang bersenjata. Padahal, dalam khazanah Islam, jihad memiliki dimensi yang jauh lebih luas. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

“Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad besar.” (HR. Al-Baihaqi)

Jihad besar yang dimaksud adalah perjuangan melawan hawa nafsu, kebodohan, kemalasan, dan ketidakadilan. Inilah makna jihad yang relevan di zaman modern, sebuah revolusi moral yang perlu terus digaungkan, terutama oleh kalangan santri.

Hari ini, santri tidak lagi berperang dengan bambu runcing, melainkan dengan pena, ilmu, dan akhlak. Santri berjihad dengan cara menulis, berdakwah, membagikan ilmu, menegakkan nilai, dan menjaga ruang publik, termasuk ruang digital dari degradasi moral.

Bentuk Jihad Santri Masa Kini

Perjuangan santri di era modern meliputi berbagai medan baru:

1. Jihad Intelektual, yaitu menuntut ilmu setinggi-tingginya dan melawan kebodohan, baik di pesantren maupun di dunia akademik.

2. Jihad Moral, yaitu menjadi teladan akhlak, menjaga kejujuran, dan melawan arus pragmatisme serta korupsi moral yang menggerus nilai-nilai luhur bangsa.

3. Jihad Sosial, yaitu membela kaum lemah, memberantas kemiskinan, dan menegakkan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Jihad Digital, yaitu menjadi garda depan dalam melawan hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan menyebarkan konten positif di dunia maya.

Di tengah derasnya arus globalisasi dan krisis identitas moral, santri hadir sebagai penjaga nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan. Mereka tidak hanya menjadi penghafal kitab, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang berakar kuat pada tradisi keilmuan dan keimanan.

Nilai-Nilai Santri yang Tetap Abadi Sepanjang Zaman

Pesantren dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Sejak berabad-abad silam, pesantren telah melahirkan banyak ulama, pemimpin, serta pejuang bangsa yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki keteguhan moral dan kekuatan spiritual.

Berikut beberapa nilai utama santri yang tetap relevan hingga masa kini:

1. Keikhlasan

Segala aktivitas santri mulai dari belajar, beribadah, hingga bekerja selalu diniatkan untuk mencari ridha Allah. Dari keikhlasan inilah tumbuh keteguhan hati dan semangat pantang menyerah.

2. Tawadhu’ (Rendah Hati)

Santri diajarkan bahwa kesombongan adalah penghalang ilmu. Karena itu, mereka senantiasa menghormati guru, menghargai pengetahuan, serta menjaga sikap rendah hati di hadapan siapa pun.

3. Disiplin dan Istiqamah

Kehidupan di pesantren diatur secara tertib, mulai dari jadwal belajar, salat berjamaah, mengaji, hingga menjaga kebersihan. Kedisiplinan tersebut melahirkan karakter yang konsisten dan teguh dalam berbuat baik.

4. Cinta Ilmu dan Kemandirian

Bagi santri, menuntut ilmu bukan hanya untuk mengejar pekerjaan, tetapi sebagai jalan menuju kemuliaan. Mereka dibentuk menjadi pribadi yang sederhana, mandiri, dan bertanggung jawab atas setiap perbuatannya.

5. Cinta Tanah Air (Hubbul Wathan Minal Iman)

Santri memandang kecintaan terhadap Indonesia sebagai bagian dari keimanan. KH. Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa menjaga tanah air sama mulianya dengan menjaga agama, karena keduanya saling melengkapi.

Nilai-nilai tersebut menjadi jati diri moral para santri, menjadikannya tetap relevan dan dibutuhkan dalam setiap era, mulai dari masa perjuangan kemerdekaan hingga zaman modern yang serba digital saat ini.

Santri dan Revolusi Moral Bangsa

Revolusi moral berarti perubahan besar dalam cara berpikir dan bertindak yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan.

Dalam konteks keindonesiaan, revolusi moral adalah upaya mengembalikan kejujuran, kesederhanaan, dan tanggung jawab sosial di tengah krisis moral yang melanda.

Santri memiliki posisi strategis dalam revolusi moral ini karena mereka dibentuk dengan prinsip akhlak sebagai fondasi kehidupan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad :

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

Nilai akhlak inilah yang harus kembali menjadi pusat kehidupan masyarakat. Di tengah budaya instan, korupsi, dan hedonisme, santri dapat menjadi teladan kesederhanaan dan kejujuran.

Revolusi moral juga berarti memperjuangkan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin Islam yang menebarkan kasih sayang, bukan kebencian.

Santri yang memahami hakikat Islam sejati akan berdiri di garis depan dalam menolak radikalisme dan intoleransi.

Jihad Santri di Era Modern: Menjaga Nilai, Menguatkan Bangsa

Momentum Hari Santri setiap tahun harus menjadi pengingat bahwa bangsa ini pernah dan akan terus ditopang oleh kekuatan moral para santri. Di tangan merekalah masa depan Indonesia dapat terus dijaga, bukan hanya dari ancaman fisik, tetapi juga dari kehancuran nilai.

Dengan semangat jihad yang dimaknai secara kontekstual, para santri masa kini dan mendatang diharapkan terus menjadi pelopor revolusi moral, penegak kebenaran, dan pelindung nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

 

Sumber: kotayogya.baznas.go.id

22/10/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Tulungagung
Apakah Dana Zakat Boleh Disalurkan untuk Penanggulangan Bencana?

Pertanyaan ini sering muncul setiap kali terjadi musibah. Banyak umat Muslim yang ingin menyalurkan zakat untuk membantu para korban bencana. Lalu, bagaimana hukumnya?

Dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 60 ditegaskan bahwa zakat hanya boleh diberikan kepada delapan golongan (asnaf), yaitu: fakir, miskin, amil zakat, muallaf, riqab (hamba sahaya), gharim (orang yang berutang), fisabilillah, dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal).

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa No. 66 Tahun 2022 tentang Pemanfaatan Dana Zakat untuk Penanggulangan Bencana dan Dampaknya memberikan panduan lebih rinci. Fatwa tersebut menegaskan bahwa dana zakat memang dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan bencana, dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Disalurkan langsung kepada mustahik yang termasuk dalam delapan asnaf zakat. Misalnya, korban bencana yang kehilangan harta benda hingga jatuh dalam kategori fakir atau miskin.
  2. Untuk kepentingan kemaslahatan umum, dana zakat boleh digunakan dengan syarat penerima manfaatnya termasuk dalam asnaf fisabilillah.
  3. Kebutuhan lain yang tidak bisa dibiayai dari zakat seperti operasional relawan, edukasi kebencanaan, pendampingan, maupun program pencegahan dapat dipenuhi melalui infaq, sedekah, atau dana sosial keagamaan lainnya.

Penting dipahami, meskipun zakat bisa digunakan untuk membantu korban bencana, tidak semua program kebencanaan harus dibiayai dari zakat. Dana infak dan sedekah, justru lebih fleksibel untuk membangun infrastruktur, penyediaan logistik umum, hingga program pemulihan jangka panjang.

Dengan demikian, zakat boleh digunakan untuk penanggulangan bencana asalkan benar-benar disalurkan kepada mereka yang tergolong dalam delapan asnaf zakat. Sementara itu, kebutuhan kolektif yang lebih luas sebaiknya ditopang melalui dana sosial lainnya agar penanganan bencana bisa lebih menyeluruh dan berkelanjutan.

 

Sumber: mui.or.id

03/10/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Tulungagung
Puasa Asyura dan Amalan Sunnah yang Sayang Dilewatkan di Bulan Muharram

Dalam Islam, terdapat bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Salah satunya adalah bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah, yang juga disebut sebagai “Syahrullah” (Bulan Allah). Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang terhadap seluruh makhluk-Nya.

Puncak keberkahan bulan Muharram berada pada tanggal 10, yang dikenal dengan Hari Asyura. Rasulullah SAW sangat menganjurkan untuk berpuasa pada hari ini. Dalam hadis disebutkan:

“Sebaik-baik puasa setelah (puasa) Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.” (HR. Muslim No. 1982)

Keutamaan Puasa Asyura yaitu:

1. Menghapus Dosa Setahun yang Lalu

“Dan Nabi SAW ditanya tentang puasa pada hari Asyura, maka beliau menjawab: ‘(Puasa itu) menghapus dosa setahun yang lalu.’” (HR. Muslim No. 1162)

Ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah kepada hamba-Nya yang ikhlas berpuasa.

2. Puasa yang dikerjakan oleh nabi Musa dan Bani Israil

“Ini adalah hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuh mereka, maka Nabi Musa berpuasa pada hari itu.” (HR. Bukhari No. 2004 dan Muslim No. 1130)

Dari hadis ini kita tahu bahwa hari Asyura juga diperingati oleh Nabi Musa AS sebagai bentuk syukur kepada Allah, dan Nabi Muhammad SAW kemudian mencontohnya sebagai ibadah.

3. Mendapat pahala karena di bulan yang mulia

"Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram."(HR. Muslim No.1982).

Selain fadhilah-fadhilah diatas, untuk membedakan dengan kaum yahudi yang hanya berpuasa di tanggal 10 muharram, maka nabi Muhammad SAW juga menganjurkan untuk puasa pada tanggal 9 muharram yaitu yang kita sebut dengan Tasu'a, karena jika 10 muharram dapat menghapus dosa-dosa kecil kita pada satu tahun yang lalu maka nabi mengatakan dengan adanya puasa tasu'a ini dapat menghapus dosa kita pada satu tahun kedepan.

Maka dianjurkan kepada kita sebagai umat muslim untuk puasa selama 2 hari pada bulan muharram ini yaitu:

  • 9 Muharram (Tasu'a)
  • 10 Muharram (Asyura).

Amalan yang Dianjurkan di Hari Asyura:

1. Puasa Sunnah Asyura

Ini adalah amalan yang paling utama pada tanggal 10 Muharram.

"Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun sebelumnya." (HR. Muslim)

Disunnahkan juga untuk berpuasa sehari sebelumnya (9 Muharram / Tasu’a) agar berbeda dengan kaum Yahudi.

2. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar

Bulan Muharram, khususnya hari Asyura, adalah momen yang baik untuk memperbanyak zikir, istighfar, dan doa sebagai bentuk taubat serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Bersedekah dan Berbuat Baik

Anjuran bersedekah di hari Asyura dinyatakan dalam beberapa riwayat ulama salaf, meskipun derajat hadisnya diperselisihkan, namun para ulama seperti Imam Ahmad membolehkan bersedekah sebagai bentuk amal saleh yang umum dianjurkan.

“Barang siapa melapangkan keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.”

(HR. al-Baihaqi – sanadnya diperselisihkan, tapi diamalkan oleh ulama)

4. Membahagiakan Keluarga

Sebagian ulama juga menganjurkan untuk menyediakan makanan yang lebih dari biasanya untuk keluarga di hari Asyura sebagai bentuk syukur.

5. Merenungkan Kisah Hijrah dan Karbala

Hari Asyura juga menjadi hari penting dalam sejarah Islam:

  • Nabi Musa AS diselamatkan dari Fir’aun.
  • Nabi Nuh AS diselamatkan dari banjir.
  • Kesyahidan Husain bin Ali RA di Karbala.

Momen ini dapat menjadi pelajaran untuk:

  • Menguatkan keteguhan iman.
  • Meneladani keberanian dan pengorbanan dalam kebenaran.
  • Menjauhi permusuhan dan kebencian.

6. Muhasabah dan Hijrah Diri

Karena Muharram adalah awal tahun Hijriyah. maka sangat tepat dijadikan momen untuk bermuhasabah atau evaluasi diri dan berhijrah menuju kehidupan yang lebih taat dan bermakna.

Bulan Muharram adalah kesempatan emas untuk mendekat kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak ibadah, khususnya puasa tasu'a dan asyura, dzikir, sedekah, serta muhasabah diri, semoga kita termasuk orang-orang yang diberi ampunan, keberkahan, dan rezeki yang lapang oleh Allah SWT.

01/07/2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Tulungagung
Cahaya Zakat, Pelita di Tengah Kegelapan

Hidup sering digambarkan sebagai sebuah perjalanan, penuh liku dan warna. Ada saat-saat cerah yang dipenuhi kebahagiaan, namun tak jarang kegelapan datang menyelimuti, membawa tantangan yang berat dan mengikis harapan. Di tengah situasi sulit itu, zakat hadir bagaikan cahaya yang menerangi jalan, memberikan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan uluran kasih dan kepedulian.

Zakat bukan sekadar rukun Islam yang harus ditunaikan, melainkan wujud nyata dari rasa peduli dan kasih sayang terhadap sesama "cahaya yang bersinar terang" yang membawa segala keberkahan. Meskipun tampaknya sederhana, berbagi sebagian harta zakat memberikan dampak nyata yang menerangi kehidupan orang lain dan memperbaiki keseimbangan sosial. Dengan menyisihkan sebagian kecil harta untuk mereka yang membutuhkan. 

Tak hanya itu, zakat juga menjadi ladang pahala yang terus mengalir. Ketika zakat yang kita tunaikan membantu seseorang bangkit dari keterpurukan, maka keberkahan dari kebaikan itu akan terus mengalir, bahkan setelah kita tiada.

Namun, manfaat zakat tidak hanya dirasakan oleh penerimanya (Mustahik) saja bagi yang menunaikannya (Muzaki) juga. Zakat menjadi cara membersihkan harta, menguatkan keimanan, dan mendatangkan keberkahan. Allah menjanjikan bahwa setiap harta yang dikeluarkan untuk kebaikan akan diganti dengan berlipat ganda. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka." (QS. At-Taubah: 103)

Sebagai umat Muslim, mari jadikan zakat sebagai pelita yang tak pernah padam. Dengan zakat, kita tidak hanya menerangi kehidupan orang lain, tetapi juga menerangi jalan kita menuju ridha Allah. 

Jadikan zakat sebagai cahaya harapan di tengah kegelapan dunia. Mari tunaikan zakat dan sebarkan cahaya untuk kehidupan yang lebih baik.

24/01/2025 | Kontributor: BAZNAS Tulungagung
Sedekah sebagai Bentuk Solidaritas dan Kepedulian Sosial

Sedekah merupakan salah satu bentuk kedermawanan yang diajarkan dalam Islam, namun nilai dan manfaatnya melampaui batas agama. Lebih dari sekadar amal, sedekah adalah ekspresi solidaritas dan kepedulian sosial yang memperkuat ikatan dalam masyarakat. Melalui sedekah, kita berbagi sebagian rezeki dengan mereka yang membutuhkan, membantu meringankan beban orang lain, dan menciptakan rasa kebersamaan.

Dalam konteks sosial, sedekah bukan hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan emosional baik bagi pemberi maupun penerima. Dengan menyisihkan sebagian harta, kita menumbuhkan rasa empati dan kepedulian, yang pada akhirnya membangun komunitas yang lebih harmonis. Selain itu, sedekah juga membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, memberi kesempatan bagi mereka yang kurang mampu untuk hidup lebih layak.

Bahkan, orang yang ahli sedekah akan dipanggil untuk masuk surga dari pintu khusus. Sama dengan yang disebut dalam hadist

"Barang siapa yang termasuk ahli sedekah, niscaya ia dipanggil (masuk surga) dari pintu sedekah" (HR. Bukhari).

Pada akhirnya, sedekah adalah cara untuk menunjukkan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan bersama. Dengan berbagi, kita tak hanya mengamalkan perintah agama, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan solid.

14/11/2024 | Kontributor: BAZNAS Tulungagung

Artikel Terbaru

Keutamaan dan Keindahan Ibadah Haji di Bulan Dzulhijjah
Keutamaan dan Keindahan Ibadah Haji di Bulan Dzulhijjah
BAZNAS Tulungagung - Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriyah yang memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam dibanding bulan-bulan sebelumnya, hal ini karena pada bulan ini dilaksanakan ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam. Ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah, yang dikenal sebagai Hari Tarwiyah sedangkan tanggal 9 Dzulhijjah dikenal sebagai Hari Arafah karena pada saat itu para jamaah berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wuquf, yang merupakan puncak dari ibadah haji. Malam harinya, mereka menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, bertepatan dengan Idul Adha, jamaah melaksanakan pelontaran jumrah Aqabah, penyembelihan hewan kurban, dan mencukur rambut (tahallul), serta thawaf ifadah di Ka'bah. Ibadah dilanjutkan dengan melontar jumrah selama hari-hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah) sebelum kembali ke Makkah untuk melakukan thawaf wada’ sebagai thawaf perpisahan. Selama pelaksanaan haji, jamaah harus mematuhi sejumlah larangan dalam ihram, seperti tidak boleh memakai pakaian berjahit bagi laki-laki, tidak boleh mencukur rambut atau memotong kuku, serta dilarang menggunakan parfum. Selain itu, perilaku seperti berhubungan suami istri, bertengkar, atau mengucapkan kata-kata kasar juga dilarang. Ibadah haji memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah pengampunan dosa-dosa sebelumnya bagi yang melaksanakan haji dengan ikhlas dan penuh ketulusan. Ibadah haji mengandung banyak hikmah mendalam bagi umat Islam. Pertama, haji memberikan kesempatan untuk pengampunan dosa, sebagaimana Rasulullah SAW menyatakan bahwa haji yang mabrur menghapus dosa-dosa sebelumnya, memberikan awal baru yang bersih bagi jamaah. Kedua, haji meningkatkan iman dan takwa, mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan kepasrahan total kepada Allah SWT melalui rangkaian ritual yang penuh makna. Ketiga, haji memperkuat persatuan dan solidaritas umat Islam dari berbagai penjuru dunia, menegaskan konsep egalitarianisme di mana semua jamaah, tanpa memandang latar belakang sosial, berdiri sejajar dalam ibadah. Selain itu, haji juga menumbuhkan kedisiplinan dan ketertiban, serta mengingatkan umat Islam tentang pentingnya pengorbanan dan keikhlasan, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Dengan demikian, haji tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga perjalanan spiritual yang memperdalam makna hidup dan mendekatkan diri kepada Allah.
ARTIKEL06/06/2024 | BAZNAS Tulungagung
Cara Menyembelih Hewan Kurban dengan Benar
Cara Menyembelih Hewan Kurban dengan Benar
Menyembelih hewan kurban adalah salah satu ibadah yang dianjurkan bagi umat Islam saat Idul Adha. Kegiatan penyembelihan utamanya dilakukan saat hari Nahr atau Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah). Adapun hewan kurban yang boleh disembelih adalah unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba. Hewan kurban tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat, tidak buta, tidak pincang, dan tidak kurus. Di samping itu, biasanya hewan kurban juga harus mencapai usia tertentu, yakni unta minimal 5 tahun, sapi dan kerbau minimal 2 tahun, serta kambing dan domba minimal 1 tahun. 1. Persiapan Awal Sebelum memulai pemotongan, pastikan bahwa kambing yang dipilih telah memenuhi syarat-syarat kurban, seperti usia yang memadai, tidak cacat serta sehat secara fisik. Niatkan ibadah kurban dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan beribadah dengan ikhlas. 2. Menyebut Nama Allah Sebutlah nama Allah dengan mengucapkan "Bismillahi, Allahu Akbar" sebelum memulai pemotongan. Ini adalah bacaan yang harus diucapkan sebagai niat sekaligus doa untuk melaksanakan ibadah kurban sesuai ajaran Islam. 3. Memotong Urat Leher Gunakan pisau yang tajam untuk memotong urat leher kambing dengan cepat dan tepat. Potongan harus mengenai urat leher, arteri karotis dan vena jugularis untuk memastikan pengeluaran darah yang akurat. Pemotongan yang baik dan tepat bertujuan memastikan kambing meninggal secara cepat dan tidak menyakiti. 4. Pembersihan Setelah Pemotongan Pastikan semua darah telah keluar dari tubuh kambing sebelum melanjutkan proses berikutnya. Darah harus sepenuhnya dikeringkan dengan melakukan pembersihan sesuai praktik yang diterima dalam masyarakat. 5. Perlakuan yang Hormat pada Hewan Selama proses pemotongan, penting untuk memperlakukan hewan dengan belas kasihan dan rasa hormat. Seorang Muslim harus menghormati makhluk Allah dan menjaga agar tidak menyebabkan penderitaan yang berlebihan pada hewan. 6. Distribusi Daging Daging hasil pemotongan kambing kurban harus didistribusikan kepada mereka yang berhak menerimanya seperti fakir miskin, tetangga dan keluarga. Berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan merupakan bagian integral dari ibadah kurban.
ARTIKEL30/05/2024 | BAZNAS Tulungagung
Mengetahui 5 Tips Rutin Berzakat: Meningkatkan kesadaran umat
Mengetahui 5 Tips Rutin Berzakat: Meningkatkan kesadaran umat
BAZNAS Tulungagung - Zakat merupakan salah satu rukun Islam, namun tidak ada sanksi dari pemerintah atau pihak lain yang diterapkan bagi mereka yang tidak menunaikannya. Hal ini berbeda dengan pembayaran kewajiban pajak yang ada unsur pemaksaannya. Ancaman bagi yang tidak menunaikan kewajiban zakat tersebut berupa dosa yang konsekuensinya ditanggung di akhirat nanti. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat muslim yang memenuhi syarat untuk melaksanakan zakat dengan rutin dan ikhlas. Dan inilah beberapa tips yang bisa dipertimbangkan agar kamu bisa rutin berzakat. 1. Pahami Jenisnya Sebelum menunaikan salah satu jenis ibadah ini, kamu sebaiknya pahami terlebih dahulu jenis zakat yang akan dikeluarkan. Hal ini mengingat ada beberapa jenis zakat sesuai dengan tujuan dan waktu pelaksanaannya. Kamu bisa mempelajarinya lewat guru, pemuka agama, dan bisa juga melalui internet. Jika sudah paham, barulah kamu bisa menentukan jenis zakat apa yang ingin dilakukan. Kamu pun bisa rutin berzakat setiap kali merasa sudah waktunya. Jangan sampai kamu tak tahu jenis dan tujuan dari zakat yang dilakukan, ya! 2. Pelajari Besarnya Nilai Zakat Setiap zakat tentu memiliki nilai atau ketentuan sendiri-sendiri. Perhitungannya harus benar agar tujuan mulianya bisa terpenuhi. Ketika nilai zakat sudah dihitung dan dimengerti dengan jelas, kamu dapat dengan mudah mengeluarkannya tanpa khawatir salah atau tak sesuai kaidah Islam. 3. Perhatikan Waktu Berzakat Salah satu cara agar bisa rutin berzakat adalah dengan menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat. Ini bisa menjadi reminder dan acuan bagi seseorang agar tak sampai lupa. Kamu pun juga bisa memasukkannya pada anggaran pengeluaran rutin. Misalnya, kamu memutuskan untuk mengeluarkan zakat di bulan Ramadan minggu keempat. Kamu bisa mempersiapkannya jauh-jauh hari, sehingga saat waktunya tiba, kamu tak bingung lagi. Hal ini tentu bisa memudahkanmu untuk menunaikan ibadah yang satu ini. 4. Gabung Komunitas Berzakat Cara lain yang bisa membuat seseorang rutin berzakat adalah dengan bergabung dengan komunitas atau organisasi yang bergelut di bidang zakat. Hal ini bisa berpengaruh pada pola pikirmu dan juga bisa membentuk kebiasaan berzakat. Jika tidak ada organisasi seperti itu, maka kamu bisa membentuknya. Ajak saudara atau rekan kerja untuk berhitung agar menambah semangat untuk berzakat. Kamu juga bisa saling mengingatkan satu sama lain jika waktu berzakat tiba, sehingga tak akan terlupa. Menarik, bukan? 5. Zakat Online Di zaman serba modern seperti sekarang ini, kamu memang sudah sangat dimanjakan dengan kemajuan teknologi. Jika berkumpul atau berorganisasi tidak sesuai dengan kebiasaanmu, maka inovasi bertajuk zakat online ini memang cocok untuk kamu. Dan salah satu cara mudah untuk zakat online ini bisa melalui BAZNAS Kabupaten Tulungagung. Bisa dengan cara lama yakni transfer atau bisa dengan cara mengakses web resmi di laman bayar zakat yang sudah terintegrasi dengan dompet digital. Tak perlu ribet, kamu hanya perlu duduk manis diam dirumah dan mengisi beberapa data yang dibutuhkan, seperti nama lengkap, nomor telepon, dan juga email, maka zakat online pun bisa dengan mudah dilakukan kapanpun dan dimanapun. Ketika pembayaran sukses mereka akan menerima bukti setor zakat yang dikirimkan oleh BAZNAS. Jadi, tak ada lagi alasan untuk tidak berzakat, kan? Sudah Siapkah untuk Rutin Berzakat? Nah, itu tadi 5 tips yang bisa dilakukan agar kamu bisa rutin berzakat. Perlu diingat bahwa zakat itu perlu dibiasakan agar tak berat untuk melakukannya. Apalagi nominal yang dikeluarkan juga tak begitu besar. Jadi, jangan lupa berzakat ya!
ARTIKEL16/05/2024 | BAZNAS Tulungagung
6 Keutamaan Berzakat Sebagai Ibadah Penyempurna Agama
6 Keutamaan Berzakat Sebagai Ibadah Penyempurna Agama
BAZNAS Tulungagung - Zakat merupakan salah satu dari lima pilar utama dalam agama Islam. Zakat juga merupakan sebuah ibadah wajib bagi yang mampu dan memiliki nilai pahala tinggi di sisi Allah SWT. Bahkan di dalam Al-Qur'an, Allah sering menyandingkan ibadah zakat dengan shalat, sehingga bagi menunaikan zakat akan mendapatkan pahala dan yang tidak melaksanakannya akan mendapatkan dosa. Zakat merupakan cara dalam syariat Islam untuk membersihkan harta seseorang dari sifat-sifat negatif seperti kekikiran, keserakahan, dan egoisme. Selain itu, zakat juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan pahala serta keberkahan dari-Nya. Berikut adalah beberapa keutamaan zakat yang InsyaAllah akan kita dapatkan. 1. Ibadah penyempurna agama Zakat merupakan bagian dari pondasi rukun Islam yang keempat, setelah syahadat, sholat, dan puasa. Dengan menjalankan zakat, maka akan semakin sempurna ibadah seseorang dalam menjalankan perintah agama. Hal ini tentunya merupakan suatu tujuan dari setiap muslim demi mendapatkan ridho dari Allah SWT 2. Mensucikan dan menambah harta Kata Zakat sendiri memiliki makna At-Thohuru, yang artinya membersihkan atau mensucikan. Dapat diartikan dengan berzakat maka Allah SWT akan mensucikan harta dan jiwa kita dari dosa. Selain itu zakat juga bermakna An-Numuw, atau tumbuh dan berkembang. Makna ini semakin menegaskan bahwa orang yang menunaikan zakat, Insya Allah hartanya akan terus bertambah dan berkembang. Rasulullah SAW menerangkan hal ini melalui hadis, “Zakat membersihkan harta dan mengembangkannya, serta membuka pintu-pintu rezeki bagi pelakunya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Harta tidak akan berkurang karena sedekah...'” (HR. Muslim No. 2588). 3. Mendapatkan ampunan dosa Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an surat Al Maidah ayat 12, yang menyatakan Allah berjanji mengampuni dosa-dosa hambanya yang mendirikan salat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul. “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai...” (QS. Al Maidah: 12) 4. Mendekatkan diri kepada Allah SWT Menunaikan zakat adalah salah satu bentuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Zakat juga mengajarkan kita bagaimana menjadi pribadi yang pemurah, ikhlas dan tulus memberikan bantuan ke orang lain yang membutuhkan. 5. Mendatangkan keberkahan Salah satu makna zakat lainnya adalah Al-Barakatu, yang artinya berkah. Dengan membayarkan zakat atas harta yang kita miliki akan selalu dilimpahkan juga keberkahan oleh Allah SWT. keberkahan harta ini tentunya akan berpengaruh pada keberkahan kita dalam menjalani hidup, InsyaAllah. 6. Menguatkan solidaritas dan menumbuhkan kesejahteraan hidup masyarakat Melalui pembayaran zakat, umat Islam merasakan ikatan solidaritas yang kuat. Mereka merasa bahwa mereka semua adalah bagian dari satu komunitas yang saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam kesulitan. Zakat bukan hanya sekadar mengurangi kemiskinan, tetapi juga membantu dalam menumbuhkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memperkuat lapisan masyarakat yang kurang mampu, zakat membantu menciptakan kondisi yang lebih stabil dan sejahtera bagi semua. _______________________ BAZNAS Kabupaten Tulungagung memfasilitasi pembayaran zakat dengan lebih mudah dan praktis melalui Zakat Online. Berikut daftar rekening untuk menunaikan zakat Anda: - Bank Jatim Syariah 7152271730 - Bank Jatim 0152540132 - BRI 0110.0103.0165.534 - BSI 7137.892.353 - BPR 01.01.004444
ARTIKEL14/05/2024 | BAZNAS Tulungagung
7 Keutamaan Bersedekah, Sebagai Media Melipatgandakan Pahala
7 Keutamaan Bersedekah, Sebagai Media Melipatgandakan Pahala
BAZNAS Tulungagung - Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam salah satu ayat Al-Qur'an yang berbunyi : “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271) Sedekah tidak hanya berpatok pada harta benda saja. Hal-hal non materi pun bisa saja dikatakan sebagai sedekah, seperti menolong orang lain baik dengan tenaga maupun pikiran, memberi nafkah keluarga atau istri, menyingkirkan batu, duri dan krikil-krikil kecil dari tengah jalan pun termasuk ke dalam sedekah. Hal yang paling sederhana pun, seperti murah senyum kepada orang lain adalah sedekah. Sebagaimana dalam hadits dikatakan, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi) Melihat ada begitu banyaknya cara untuk bersedekah. Rasanya tidak ada lagi alasan kita untuk tidak melakukannya. Apalagi, setelah kita mengetahui banyaknya nikmat Allah dan keutamaan dari bersedekah. Berikut ini keutamaan sedekah sebagaimana yang sudah disebutkan dalam Al-Qur'an maupun Hadits : 1. Media penghapus dosa Sebagai makhluk Allah SWT yang tak luput dari dosa, umat Islam senantiasa diberikan berbagai keistimewaan agar berkesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa-dosanya dengan cara yang yang diridhai oleh Nya. Salah satunya dengan sedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi). 2. Media untuk melipatgandakan pahala Allah SWT berjanji akan memberikan pahala yang berlipat ganda bagi orang-orang yang sedekah dengan rasa ikhlas, tulus, dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT. Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam Al-Qur'an yang berbunyi: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid: 18) 3. Sedekah Tidak Mengurangi Harta “Sedekah adalah ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah riwayat Muslim, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim) Mengapa sedekah tidak akan mengurangi harta? Karena meskipun secara tersurat harta terlihat berkurang, namun kekurangan tersebut akan ditutup dengan pahala di sisi Allah SWT dan akan terus bertambah kelipatannya menjadi lebih banyak. Hal ini merupakan janji Allah yang termaktub dalam surat Saba' yang berbunyi : “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.” (QS. Saba': 39) 4. Menjadi naungan dihari kiamat Saat kelak di Padang Mahsyar setiap manusia akan menunggu giliran untuk diadili dari timbangan amal baik dan buruknya. Bisa dibayangkan berapa lama manusia akan menunggu dan merasakan panasnya terik matahari yang sangat dekat dengan kepala. Maka, dijelaskanlah dalam hadits Rasulullah SAW bahwasannya yang menjadikan naungan umat manusia di hari kiamat nanti adalah amalan sedekahnya. “Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.” (HR Ahmad). 5. Memanjangkan usia dan mencegah kematian buruk Yang dimaksud dalam memanjangkan usia disini adalah amalan kebaikan dari orang yang bersedekah ini akan terus dikenang melebihi umur hidup di dunia. Dengan sedekah seseorang dijauhkan dari kematian buruk. Hal ini seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW. “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR. Thabrani). 6. Sedekah dapat menjauhkan diri dari api neraka Sebagaimana sedekah bisa menghapus dosa-dosa, maka dengan sedekah pulalah kita bisa terhindar dari api neraka. Mengingat pahala berlipat ganda yang didapat serta dihapusnya dosa-dosa, maka kita pun bisa menjauhkan diri kita agar tidak masuk ke dalam neraka jahanam. Hal ini sebagai sabda Rasulullah SAW, “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.” (Muttafaqun ‘alaih) 7. Menjadi obat bagi orang yang sakit Sedekah dapat mengobati orang yang sakit, sebagaimana yang tercantum dalam hadits berikut: “Obatilah orang sakit kalian dengan sedekah.” (HR. Abu Daud) Perlu dipahami secara utuh bahwa sakit adalah bagian dari takdir Allah. Kewajiban pertama saat sakit adalah sabar menerima takdir Allah. Pada saat yang sama melakukan ikhtiar
ARTIKEL08/05/2024 | BAZNAS Tulungagung
Pentingnya Berqurban di Hari Raya Idhul Adha
Pentingnya Berqurban di Hari Raya Idhul Adha
Baznas Tulungagung - Berkurban pada hari raya Idul Adha menjadi salah satu sunnah yang dilakukan umat Islam tiap tanggal 10 Dzulhijjah. Berkurban memiliki banyak keutamaan dan hikmah tersendiri. Hukum dan dalil qurban tertulis dalam Quran surat Al Hajj ayat 34 yang artinya: "Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)." Dikutip dari artikel baznas.go.id, kata qurban berasal dari bahasa arab "Qaraba, Yaqrabu, Qurbaanan" yang artinya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, ibadah kurban mengajarkan agar manusia senantiasa memperhatikan nasib orang kecil. Bagi yang mampu harus mengasihi orang yang lebih lemah. Konsep qurban dalam Islam didasarkan pada kisah Nabi Ibrahim AS yang bersedia untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai perintah dari Allah SWT. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, sebagai tanda rasa taqwa dan kesetiaan Ibrahim kepada-Nya. Sejak saat itu, praktik qurban dilakukan sebagai bentuk pengorbanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam agama Islam, hewan yang boleh dikurbankan adalah sapi, kambing, atau domba yang memenuhi syarat tertentu, seperti usia minimal 1 tahun untuk kambing dan domba, serta 2 tahun untuk sapi. Selain itu, hewan tersebut harus sehat, tidak cacat, dan diperoleh dengan cara halal. Penulis: Desvian
ARTIKEL26/04/2024 | BAZNAS Tulungagung
6 Keutamaan Berkurban, Mengantarkan Jalan Menuju Surga-Nya
6 Keutamaan Berkurban, Mengantarkan Jalan Menuju Surga-Nya
Seluruh ulama sepakat bahwa kurban merupakan syariat (tuntutan agama) yang hukumnya adalah sunah muakkad, atau sunah yang dikuatkan. Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan ibadah kurban sejak disyariatkannya sampai beliau wafat. Berkurban sejatinya adalah media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berkurban merupakan suatu bentuk kepatuhan dan ketaatan makhluk kepada sang pencipta. Oleh karena itu, memahami keutamaan berkurban bagi umat muslim adalah satu bentuk upaya meyakinkan dan memantapkan diri untuk menunaikan ibadah sunah ini. Lalu apa saja keutamaan berkurban tersebut? 1. Amalan yang paling dicintai Allah SWT di hari raya Idul Adha Banyak hadis yang menjelaskan bahwa menyembelih kurban merupakan amalan yang paling dicintai Allah pada hari nahr (idul adha), seperti yang ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari nahar (idul adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (hewan kurban), Sesungguhnya ia datang pada hari kiamat dengan tanduk, kulit dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darah itu telah sampai kepada Allah SWT sebelum darah itu tumpah ke tanah, maka hendaknya kalian senang karenanya.” (HR At-Tirmidzi) 2. Media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT Barang siapa berkurban karena takwa kepada Allah, maka Allah akan menerima kurban tersebut menjadi amalan baik di sisi-Nya. “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Maidah: 27) 3. Media untuk meraih ketaqwaan Apa yang ingin kita raih dalam ibadah kurban ini bukanlah persembahan daging dan darahnya, melainkan untuk mendapatkan ketakwaan. “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37) 4. Media untuk menambah amal kebaikan Salah satu keutamaan berkurban yang lain yaitu dapat menambah amal kebaikan untuk bekal kehidupan di akhirat. Dalam keutamaannya, Allah akan memberikan pahala yang berlipat-lipat bagi setiap umat Muslim yang menggunakan sebagian hartanya untuk berkuban. Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?”, Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.”, Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?”, Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”, Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”, Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan ibn Majah) 5. Hewan kurban sebagai Saksi di Hari Kiamat Rasulullah telah bersabda dalam sambungan hadis yang diriwayatkan Aisyah: “Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim) Menurut Tirmidzi hadis tersebut hasan, sedangkan Hakim berpendapat bahwa isnadnya shahih. Sebagian ulama mengatakan isnadnya lemah. Namun karena hadis tersebut mengandung ajaran tentang keutamaan qurban, hadis tersebut tidak tercela. 6. Dimensi sosial dan kemanusiaan Ibadah kurban tidak hanya bermanfaat untuk orang yang berqurban (Mudhohi) tapi secara tidak langsung juga bisa membantu fakir miskin dari kelaparan. Islam telah mengatur bagaimana menyeimbangkan perekonomian dan aspek kemanusiaan sosial, salah satunya dengan berkurban. Daging yang dibagikan dapat menghubungkan rasa kasih sayang dan kepedulian antara fakir miskin dengan mudhohi. Dengan berkurban juga kita dapat merasakan kenikmatan rezeki dan berkah yang senantiasa diberikan Allah kepada setiap hambanya.
ARTIKEL26/04/2024 | BAZNAS Tulungagung
Apa Benar Zakat Mudah ?
Apa Benar Zakat Mudah ?
BAZNAS Tulungagung - Seiring berkembangnya tekhnologi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tulungagung sebagai badan resmi pemerintah yang bertugas untuk menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) telah melakukan upgrade kantor berbasis digital. Hal ini guna mengoptimalkan pelayanan yang di tawarkan oleh BAZNAS kepada para muzakki dan mustahik agar secara mudah dana ZIS dapat terhimpun dan tersalurkan secara cepat dan tepat. Sekarang bayar zakat secara online melalui BAZNAS Kabupaten Tulungagung, bisa dengan cara lama yakni transfer atau dengan cara mengakses web resmi di laman bayar zakat yang sudah terintegrasi dengan dompet digital Untuk membayarkan zakat secara online muzakki hanya perlu mengisi data diri seperti nama lengkap, nomor telepon, dan juga email. Ketika pembayaran sukses mereka akan menerima bukti setor zakat yang dikirimkan oleh BAZNAS. Sehingga muzakki tidak perlu bersusah payah untuk datang ke kantor. Sementara ini, untuk fasilitas pembayaran zakat berbasis web secara online masih menggunakan gopay dan mandiri bill. Saat ini BAZNAS terus berusaha menambah banyak dompet digital sebagai platform media pembayaran supaya lebih mempermuda muzakki dalam membayarkan zakatnya sesuai dompet digital yang mereka punya.
ARTIKEL19/05/2023 | Humas BAZNAS Tulungagung
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat