Berita Terbaru
BAZNAS Tulungagung Gelar "Lebaran Yatim" Bersama Pemkab, Kemenag, dan BAZNAS Jatim: Wujud Nyata Kepedulian untuk Anak Yatim dan Pemberdayaan Mustahik
Tulungagung - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung bersinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung, Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung, serta BAZNAS Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan “Lebaran Yatim” dalam rangka memeriahkan bulan Muharram 1447 H.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum penyerahan berbagai bantuan pemberdayaan dari BAZNAS kepada masyarakat Tulungagung, dan diselenggarakan secara khidmat di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso pada Jumat (25/7/2025).
Acara ini dibuka secara resmi oleh Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., dan turut dihadiri oleh Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Timur Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si., beserta jajaran, perwakilan Kemenag Tulungagung, para Kepala OPD, camat se-Kabupaten Tulungagung, tokoh agama dan masyarakat, serta organisasi perempuan seperti TP PKK, Dharma Wanita Persatuan, Muslimat NU, Fatayat, dan Aisyiyah.
Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu mengapresiasi kegiatan yang digagas BAZNAS Tulungagung ini sebagai bentuk nyata kepedulian dan cinta kasih terhadap anak-anak yatim serta kelompok masyarakat rentan.
“Kegiatan ini bukan hanya tentang berbagi santunan, tetapi juga tentang memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Kami mengapresiasi langkah BAZNAS dan berharap program ini terus berkelanjutan,” ujar Bupati Gatut.
Sebanyak 300 anak yatim dari berbagai wilayah di Tulungagung menerima santunan dalam acara ini. Selain itu, BAZNAS Tulungagung juga menyalurkan berbagai bentuk bantuan pemberdayaan, di antaranya:
Rombong usaha dari BAZNAS Jatim untuk 10 penerima
Modal usaha rintisan kepada 10 penerima
Bedah rumah tidak layak huni dari BAZNAS Jatim untuk 5 penerima dan dari BAZNAS Tulungagung untuk 2 penerima
Pinjaman modal usaha tanpa bunga kepada 42 penerima
Bantuan pendidikan tingkat SD untuk 70 siswa dan tingkat SMP untuk 45 siswa
Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dari BAZNAS Jatim kepada 13 mahasiswa dan dari BAZNAS Tulungagung kepada 20 mahasiswa
Bantuan ternak kambing kepada 14 penerima
Bantuan insentif GTT/PTT kepada 35 penerima
Plt. Ketua BAZNAS Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen BAZNAS Tulungagung dalam mewujudkan lima program utama yaitu Tulungagung Cerdas, Tulungagung Sehat, Tulungagung Peduli, Tulungagung Taqwa, dan Tulungagung Makmur.
“Kami terus berusaha agar dana zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan masyarakat bisa berdampak besar. Untuk itu, kami mengajak seluruh warga Kabupaten Tulungagung agar mempercayakan penyaluran zakat dan infaqnya melalui BAZNAS,” ujar Abdul Wachid.
“Khususnya kepada jajaran OPD, kami mohon agar dapat lebih maksimal dalam menyalurkan ZIS-nya melalui BAZNAS. Ini bukan hanya kewajiban moral, tapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap pembangunan sosial,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si., mengungkapkan bahwa BAZNAS sebagai lembaga resmi negara memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan dan memperkuat keadilan sosial melalui distribusi zakat.
“Apa yang dilakukan BAZNAS Tulungagung hari ini adalah miniatur dari misi besar zakat: membangun peradaban umat yang berdaya, mandiri, dan bermartabat. Zakat adalah instrumen strategis, bukan hanya untuk membantu, tapi juga memberdayakan,” ungkap Prof. Ali Maschan.
Sebagai penutup, acara ini dimeriahkan dengan panggung hiburan dan makan-makan gratis yang menghadirkan aneka jajanan, makanan, dan minuman yang disediakan untuk semua tamu undangan, khususnya anak-anak yatim.
Suasana hangat dan penuh kegembiraan ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan, yang tidak hanya menyentuh secara sosial tetapi juga membawa kebahagiaan dan senyum bagi para penerima manfaat, terutama anak-anak yatim yang menjadi pusat perhatian dalam peringatan bulan Muharram ini.
Acara "Lebaran Yatim" ini tidak hanya menjadi ajang berbagi kebahagiaan kepada anak-anak yatim di bulan penuh berkah, tetapi juga menjadi momentum nyata kolaborasi antara pemerintah, lembaga agama, dan masyarakat dalam upaya membangun Tulungagung yang lebih inklusif dan sejahtera melalui pengelolaan zakat yang transparan dan berdampak.
BERITA28/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Bantuan Mikro BAZNAS Jadi Penopang Warung Pecel Mak Ti yang Melegenda Sejak 2007
Tulungagung – Di balik aroma sedap nasi pecel yang menguar dari sebuah warung sederhana di Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, tersimpan kisah perjuangan seorang ibu yang tak pernah lelah menata hari demi hari lewat usaha kuliner rumahan. Warung Sego Pecel Mak Ti, yang sudah berdiri sejak 2007, menjadi bukti nyata bahwa ketekunan dan semangat, meski dalam skala kecil, bisa memberi dampak besar bagi lingkungan sekitar.
Dikelola oleh Ibu Sutini bersama suami dan anaknya, warung ini buka setiap pagi hingga siang hari, mulai pukul 07.00 hingga 12.00. Menyajikan menu tradisional khas Jawa Timur seperti nasi pecel, nasi campur, dan bubur dengan harga terjangkau mulai dari Rp8.000 sampai Rp18.000, warung ini menjadi tempat favorit warga setempat untuk mengisi energi di pagi dan siang hari.
Menariknya, pemasaran warung Mak Ti masih mengandalkan cara-cara tradisional: menjajakan makanan langsung di warung, berkeliling desa, hingga rutin ikut kegiatan Car Free Day (CFD) di pusat kota Tulungagung. Strategi sederhana ini justru berdampak besar. Penjualan saat di CFD bahkan bisa menghasilkan pendapatan kotor harian lebih dari Rp700.000, meningkat signifikan dibanding hari biasa yang berkisar Rp400.000–Rp600.000. Dari hasil tersebut, Ibu Sutini bisa membawa pulang pendapatan bersih sekitar Rp150.000 hingga Rp250.000 per hari.
Warung ini tak hanya mengandalkan pelanggan baru, namun juga memiliki pelanggan setia yang rutin menikmati cita rasa khas Mak Ti setiap harinya. Demi menjaga kualitas, setiap sore Ibu Sutini tetap konsisten berbelanja bahan baku segar dari toko sayur lokal.
Titik penting dalam perjalanan warung ini terjadi pada Maret 2025. Saat itu, Ibu Sutini mendapat bantuan pembiayaan dari program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung sebesar Rp3.000.000. Bantuan ini diberikan tanpa bunga dan tanpa jaminan, sebagai bentuk dukungan ringan namun bermakna untuk usaha kecil yang punya potensi tumbuh dan bertahan.
Dana tersebut tidak digunakan untuk hal muluk, melainkan untuk kebutuhan mendesak dan fungsional: pembelian bahan baku dan perlengkapan pendukung warung seperti kursi, dan kompor. Meski tampak sederhana, dukungan ini mampu memperbaiki kualitas pelayanan warung dan menambah kenyamanan pelanggan.
Bantuan dari BMD memang bukan bantuan utama yang mengubah segalanya, tapi hadir sebagai penopang penting bagi pelaku usaha mikro seperti Ibu Sutini agar bisa terus berjalan dan berkembang. Bukan sekadar pinjaman, melainkan dorongan kecil yang memperkuat langkah usaha lokal dalam menghadapi tantangan zaman.
Meski saat ini warung Mak Ti belum memiliki layanan pesan antar, harapan tetap menyala. Ibu Sutini ingin usahanya terus bertumbuh dan menjangkau lebih banyak pelanggan di masa mendatang.
Dengan ketekunan dan sedikit dukungan, warung pecel rumahan ini memberi pelajaran bahwa keberhasilan tak selalu datang dari hal besar, tetapi justru dari konsistensi kecil yang dijaga setiap hari dan dari keberpihakan nyata lembaga seperti BAZNAS terhadap pelaku usaha akar rumput.
BERITA24/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Menuju Mimpi Jadi Sarjana! 25 Finalis Beasiswa SKSS Jalani Wawancara Penentuan
Tulungagung – Seleksi Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) BAZNAS Kabupaten Tulungagung memasuki babak penentu. Sebanyak 25 peserta terbaik yang sebelumnya lolos dari tahapan tes tulis, kini menghadapi tantangan baru: tes wawancara mendalam yang digelar pada Rabu (23/07/2025) di Kantor BAZNAS Tulungagung.
Tes ini menjadi tahap krusial dalam menyaring calon penerima beasiswa SKSS yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang dalam hal integritas, spiritualitas, nasionalisme, dan kepedulian sosial.
Dalam proses wawancara ini, peserta ditanya berbagai hal mendalam mulai dari:
Ke-BAZNAS-an: sejauh mana mereka mengenal peran dan misi BAZNAS serta kepedulian mereka terhadap pengelolaan zakat.
Kebangsaan: komitmen terhadap Pancasila, toleransi, serta semangat menjaga persatuan di tengah keberagaman.
Sosial Akademik: motivasi kuliah, visi ke depan, dan rencana kontribusi terhadap keluarga dan masyarakat.
Keagamaan: akhlak, ibadah, dan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Plt. Ketua BAZNAS Kabupaten Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP., yang turut serta menjadi pewawancara utama, menegaskan bahwa beasiswa ini adalah bagian dari ikhtiar membentuk generasi unggul dari kalangan keluarga mustahik.
“Kami ingin memastikan bahwa calon penerima tidak hanya unggul secara akademik, tapi juga memiliki wawasan kebangsaan, keagamaan, serta semangat sosial yang tinggi. Beasiswa ini bukan hanya tentang bantuan dana pendidikan, tapi juga investasi sosial bagi masa depan bangsa,” ungkap Abdul Wachid.
Kegiatan ini disambut antusias oleh para peserta, yang datang dari berbagai kecamatan di Tulungagung dengan semangat tinggi dan harapan besar.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BAZNAS Kabupaten Tulungagung, M. Fathul Manan, M.Pd., turut memberikan pernyataan bahwa proses seleksi ini dilakukan secara objektif dan profesional.
“Kami ingin beasiswa SKSS ini benar-benar tepat sasaran. Proses seleksi berlapis kami lakukan agar benar-benar didapatkan generasi muda yang berdaya saing, berintegritas, dan siap menjadi agen perubahan bagi keluarganya dan masyarakat sekitar. Tes ini bukan sekadar formalitas, tapi penentu masa depan mereka,” ujarnya.
Beasiswa SKSS sendiri merupakan program unggulan BAZNAS yang bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Dengan menghadirkan minimal satu sarjana di setiap keluarga mustahik, BAZNAS berharap masa depan lebih cerah bagi generasi mendatang.
BERITA23/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Menjalani Hidup Sendiri, Mbah Suti Dapat Bantuan Biaya Hidup dari BAZNAS
Tulungagung - Di tengah gegap gempita kehidupan modern, masih ada sosok sederhana yang menjadi teladan dalam ketabahan dan semangat hidup. Dialah Mbah Suti, seorang lansia yang tinggal seorang diri di Dusun Jabon, Desa Jatimulyo, Kecamatan Kauman.
Meski usia telah menua dan pendengaran mulai melemah, semangat hidupnya tetap menyala. Setiap pagi, Mbah Suti masih tampak berjalan-jalan mengelilingi kampung, bahkan sesekali mengayuh sepeda tuanya, meski langkahnya tak lagi sekuat dulu.
Mbah Suti merupakan salah satu penerima program bantuan biaya hidup dari BAZNAS Kabupaten Tulungagung. Bantuan tersebut diberikan secara rutin setiap tiga bulan sekali, dengan nominal sebesar Rp900.000 per penerima.
“Terima kasih, saya senang sekali... bantuan ini sangat membantu untuk beli makan, obat, dan kebutuhan sehari-hari,” ujar Mbah Suti dengan suara lirih namun penuh ketulusan.
Kehadiran tetangga yang penuh kepedulian menjadi penopang penting dalam keseharian Mbah Suti. Mereka rutin membantu dan memastikan kebutuhan dasarnya tetap terpenuhi, dengan berbicara lebih keras dan jelas demi mengatasi keterbatasan pendengarannya. Suasana gotong royong yang masih hidup di Dusun Jabon pun kian terasa.
Hukma Sobiya, salah satu petugas BAZNAS Tulungagung yang turut menyerahkan bantuan, menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kaum dhuafa dan lansia yang membutuhkan.
“Bantuan biaya hidup ini memang kami salurkan setiap tiga bulan sekali, dan diperuntukkan bagi para fakir miskin yang benar-benar membutuhkan. Kami berharap, meskipun tidak besar, bantuan ini dapat meringankan beban dan menjadi penguat semangat hidup mereka,” ungkapnya.
Kisah Mbah Suti tidak hanya menginspirasi karena keteguhannya, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan gotong royong masih sangat relevan dan dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
BAZNAS Tulungagung terus berkomitmen hadir bagi mereka yang membutuhkan, menjembatani kepedulian umat kepada sesama.
BERITA22/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Langkah Kecil Menuju Usaha yang Lebih Kuat, Warung Kopi Legendaris Pojok Alon-Alon dapat Suntikan Dana dari BAZNAS
Tulungagung – Di ujung utara Alun-Alun Tulungagung, berdiri sebuah warung kopi sederhana yang sarat cerita. Warung Kopi Pojok, yang berlokasi di Kelurahan Kampung Dalem, Kecamatan Tulungagung, telah menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat selama lebih dari setengah abad. Kini, di tangan Erlina Dwi Ariani (39), generasi kedua penerus usaha ini, Warung Kopi Pojok tetap bertahan dan terus berkembang dengan karakter khasnya.
Setiap hari, warung ini melayani puluhan pelanggan dengan sajian hangat seperti kopi, teh, gorengan, hingga nasi bungkus. Dengan harga ramah kantong, mulai dari Rp4.000 hingga Rp5.000 per sajian. Erlina mampu meraih omzet harian antara Rp600.000 hingga Rp800.000, dengan keuntungan bersih sekitar Rp200.000 hingga Rp400.000.
Meski dijalankan sendiri tanpa karyawan, Erlina menjalankan usahanya dengan semangat penuh. “Prinsip saya dalam berwirausaha adalah jujur dan amanah. Yang penting konsumen puas dan tetap percaya,” ungkapnya.
Namun, di balik stabilnya usaha ini, Erlina mengakui adanya tantangan, terutama keterbatasan ruang yang tidak mampu menampung jumlah pelanggan yang terus bertambah. "Tempat tidak bisa ditambah, tapi alhamdulillah konsumen semakin ramai. Saya berharap ke depan bisa punya tempat lebih luas agar usaha ini bisa berkembang lebih baik," ujarnya.
Momentum baru datang pada 29 Juni 2025, ketika Warung Kopi Pojok mendapatkan suntikan pembiayaan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung sebesar Rp2.000.000. Pembiayaan ini bersifat tanpa bunga dan tanpa jaminan, diberikan untuk mendukung pelaku usaha mikro dalam mengembangkan usahanya secara bertahap.
Dana tersebut Erlina gunakan untuk membeli perlengkapan tambahan seperti panci, ceret, dan gentong, yang akan menunjang aktivitas harian warung. Meski nilainya tidak besar, bantuan ini menjadi bentuk kepercayaan dan dukungan moral bagi pelaku UMKM seperti Erlina.
Program pembiayaan ini memang tidak dimaksudkan sebagai modal utama, melainkan sebagai dorongan yang dapat memperkuat langkah usaha kecil agar lebih stabil dan berdaya. Dengan pengelolaan yang disiplin dan bertanggung jawab, bantuan ini diharapkan dapat memberi dampak nyata, meski secara bertahap.
Warung Kopi Pojok kini bukan hanya menjadi tempat menikmati sajian sederhana, tapi juga lambang ketekunan dan keberlanjutan usaha keluarga. Di tangan Erlina, warung ini tumbuh menjadi inspirasi bagi pelaku usaha mikro lainnya, bahwa dengan kejujuran, konsistensi, dan dukungan yang tepat, usaha kecil pun bisa terus bertahan dan berkembang.
BERITA22/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
BAZNAS dan Dinas Kesehatan Tulungagung Gelar Operasi Katarak Gratis, Wujud Nyata Kolaborasi untuk Kesehatan Masyarakat
Tulungagung — Sebagai bentuk nyata kolaborasi dalam mendukung program kesehatan masyarakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menyelenggarakan kegiatan bakti sosial operasi mata katarak secara gratis pada Sabtu (19/7/2025). Kegiatan kemanusiaan ini dilangsungkan di RSUD Campurdarat dr. Karneni, di bawah kepemimpinan Direktur dr. Rio Ardona, MMRS, serta didukung oleh tim dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Malang Raya.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Bupati Tulungagung, H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., yang menyampaikan apresiasi atas sinergi berbagai pihak dalam menghadirkan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat. Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu berharap kegiatan ini dapat membawa harapan baru bagi para penderita katarak.
“Kami berharap, dengan operasi ini, para pasien bisa kembali melihat dunia dengan jelas, hidup lebih mandiri, dan produktif. Saya juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mata dan tidak ragu untuk memeriksakan diri,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, sebanyak 85 warga telah terdaftar sebagai calon penerima layanan operasi katarak gratis. Namun, berdasarkan hasil skrining medis, hanya 60 orang yang dinyatakan lolos untuk menjalani operasi. Direktur RSUD Campurdarat dr. Rio Ardona menjelaskan bahwa 25 orang lainnya belum bisa dioperasi karena mengalami kondisi penyulit seperti hipertensi, kadar gula darah tinggi, dan diabetes.
“Pasien yang tidak lolos akan diintervensi terlebih dahulu agar kondisinya membaik. Jika kondisinya sudah memungkinkan, mereka akan dioperasi.,” terang dr. Rio.
Ia juga menambahkan bahwa faktor usia masih menjadi pemicu utama terjadinya katarak. Hal ini senada dengan pernyataan Bupati Gatut Sunu yang menyebutkan bahwa katarak masih menjadi penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia, mencakup sekitar 70–80 persen dari total kasus kebutaan. Oleh sebab itu, penanganan dini dan kemudahan akses layanan operasi yang aman menjadi sangat penting.
Plt. Ketua BAZNAS Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP., menyampaikan komitmen kuat pihaknya dalam mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari upaya membangun kualitas sumber daya manusia yang unggul.
“Kolaborasi lintas sektor seperti ini adalah kunci utama dalam mewujudkan SDM unggul dan pembangunan daerah yang berkelanjutan. BAZNAS Tulungagung mendukung penuh program-program kesehatan seperti ini karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat, terutama kalangan dhuafa,” ujarnya.
Kegiatan bakti sosial ini menjadi wujud nyata kepedulian bersama antara pemerintah daerah, lembaga layanan zakat, dan tenaga medis dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Harapannya, inisiatif seperti ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan di masa mendatang.
BERITA21/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
34 Mahasiswa Ikuti Tes Tulis Beasiswa BAZNAS, Seleksi Diperketat untuk Pastikan Tepat Sasaran
Tulungagung – Sebanyak 34 mahasiswa baru dari lima perguruan tinggi mengikuti seleksi tes tulis program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh BAZNAS Kabupaten Tulungagung. Kegiatan digelar di Kampus STAI Diponegoro, Kamis (17/7/2025).
Ketua Panitia Ahmad Asrofi, M.E. menegaskan, seleksi tes tulis tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 45 peserta. “Dari 52 pendaftar, hanya 34 peserta yang lolos tahap seleksi administrasi dan survei kondisi sosial ekonomi keluarga,” jelasnya.
Seleksi beasiswa SKSS dilakukan melalui mekanisme seleksi berlapis, dimulai dari tahap seleksi administrasi dan survey ke lapangan untuk memastikan tingkat kondisi ekonomi keluarga, dilanjutkan dengan tes tulis, dan diakhiri dengan tes wawancara. Tes tulis ini bertujuan untuk menilai potensi akademik peserta, sedangkan wawancara digunakan untuk mendalami motivasi, karakter, serta memastikan kesesuaian dengan kriteria penerima beasiswa.
“Beasiswa ini memang kami fokuskan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu, dan salah satu syaratnya adalah tidak ada anggota keluarga yang sudah menyandang gelar sarjana,” tegas Asrofi.
Melalui sistem seleksi ketat ini, BAZNAS berupaya memastikan bahwa setiap rupiah yang disalurkan benar-benar menyentuh mereka yang paling membutuhkan. Tidak hanya dari sisi ekonomi, karakter dan semangat belajar juga menjadi pertimbangan dalam penilaian.
Program beasiswa ini telah berjalan secara konsisten setiap tahun dan menjadi harapan besar bagi banyak mahasiswa untuk dapat melanjutkan pendidikan tanpa beban biaya yang berat. Nilai beasiswa yang diberikan setiap tahunnya tetap sama, yakni Rp2 juta per semester untuk setiap penerima.
“Walaupun jumlah peserta menurun, kualitas tetap kami jaga. Kami ingin memastikan bahwa penerima beasiswa ini adalah mereka yang benar-benar berjuang,” pungkasnya.
Dengan proses seleksi yang lebih ketat, BAZNAS berharap program ini terus memberikan dampak bagi generasi muda yang sedang menempuh pendidikan tinggi.
BERITA18/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
BAZNAS Tulungagung Hadiri Ikrar Wakaf Serentak: Dorong Percepatan Legalitas Tanah
Tulungagung — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung menghadiri dan mendukung penuh kegiatan Ikrar Wakaf Serentak yang digelar pada Kamis (17/07), oleh Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya percepatan ikrar wakaf di seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung.
Sebanyak 68 bidang tanah wakaf dari 19 kecamatan secara resmi diikrarkan oleh para wakif melalui Kantor Urusan Agama (KUA) masing-masing. Kecamatan Sendang menjadi penyumbang terbanyak dengan 10 bidang wakaf, menjadikan momen ini sebagai tonggak penting dalam memperkuat kepastian hukum dan perlindungan terhadap aset wakaf umat.
Kepala Kemenag Kabupaten Tulungagung, H. M. Afif Fauzi, S.Ag., M.Pd., mengapresiasi antusiasme dan kolaborasi semua pihak yang terlibat.
“Kami sangat mengapresiasi semangat seluruh pihak, mulai dari wakif, nadzir, KUA, hingga mitra strategis seperti BPN dan BAZNAS, atas terwujudnya ikrar wakaf massal ini. Ini menjadi bukti bahwa kesadaran wakaf di masyarakat semakin meningkat,” ujarnya.
Meski secara struktural BAZNAS bukan lembaga nadzir wakaf, namun memiliki peran penting dalam mendorong, memfasilitasi, dan mengadvokasi percepatan ikrar serta legalisasi tanah wakaf. Hal ini karena wakaf, bersama dengan zakat, infak, dan sedekah, merupakan bagian dari instrumen keuangan sosial Islam yang berfungsi menopang kesejahteraan dan pemberdayaan umat.
Plt. Ketua BAZNAS Kabupaten Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP, menegaskan komitmen BAZNAS dalam mendukung ekosistem wakaf.
“Wakaf bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga investasi sosial jangka panjang. Dengan ikrar wakaf yang sah dan tercatat, kita sedang membangun pondasi kebaikan yang manfaatnya akan terus mengalir. BAZNAS siap menjadi mitra strategis dalam mendorong penguatan sistem wakaf di masyarakat,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para nadzir dan wakif semakin termotivasi untuk menuntaskan proses administrasi wakaf secara sah, demi kebermanfaatan yang lebih luas dan berkelanjutan.
BERITA17/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Tak Lagi Sendiri di Usia 103 Tahun: BAZNAS Salurkan Bantuan Biaya Hidup untuk Mbah Warisah
Tulungagung - Di sebuah rumah tua berdinding bambu di Desa Sanan, Kecamatan Pakel, hidup seorang perempuan renta bernama Mbah Warisah. Tahun ini, usianya memasuki 103 tahun.
Ia tinggal seorang diri, tak lagi mampu berjalan, penglihatan dan pendengarannya pun mulai kabur dimakan usia. Meskipun secara teknis tinggal sendiri, rumah Mbah Warisah bersebelahan dengan rumah anak perempuannya yang juga sudah lanjut usia, Mbah Kasminah, yang kini berumur 74 tahun.
Keseharian Mbah Warisah lebih banyak dihabiskan di atas dipan kayu, diam dan pasrah menjalani hari-harinya. Sementara itu, anaknya, Mbah Kasminah, berjuang memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua dengan memelihara dua ekor kambing. Di usia senjanya, ia masih kuat mengarit rumput demi memberi makan ternaknya. “Simbok wes ora iso ngapa-ngapa, yo aku sing ngopeni. Tapi yo iso ngopeni sethitik-sethitik,” tutur Mbah Kasminah saat dikunjungi.
(Ibu saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa, ya saya yang merawat. Tapi ya hanya bisa merawat sebisanya.)
Melihat kondisi ini, BAZNAS Kabupaten Tulungagung berkolaborasi dengan BAZNAS Provinsi Jawa Timur untuk memberikan bantuan biaya hidup kepada Mbah Warisah. Bantuan diberikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 2.400.000,- yang akan disalurkan secara rutin setiap empat bulan sekali sepanjang hidup beliau.
“Kami memahami bahwa sebagian lansia di Tulungagung hidup dalam keterbatasan yang tidak hanya fisik tapi juga ekonomi dan sosial. Mbah Warisah adalah potret nyata dari perjuangan hidup di usia senja. Bantuan ini bukan hanya bentuk dukungan materi, tapi juga simbol kehadiran negara dan masyarakat untuk mereka,” ujar Ahmad Saifudin, M.E., Kepala Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kabupaten Tulungagung.
Setiap kali bantuan datang, Mbah Warisah selalu menyambut dengan ekspresi haru meskipun penglihatannya sudah tak mampu mengenali siapa yang datang. Dengan suara lemah dan lirih ia berkata, “iki sopo yo?” Namun setelah tahu bahwa yang datang adalah tim BAZNAS, beliau selalu menyambut dengan senyuman penuh syukur dan ucapan:
“Matursuwun yo, cu... Mbah e wes ora nyawang, mugo Gusti Allah mbales kebaikanmu kabeh.”
(Terima kasih ya, Nak... Nenek sudah tidak bisa melihat, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.)
Desvian Ahgireksa, anggota tim BAZNAS Tulungagung yang rutin menyalurkan bantuan tersebut, menambahkan, “Kami merasa bukan hanya sebagai petugas, tapi juga bagian dari keluarga Mbah Warisah. Setiap kali datang, rasanya seperti pulang. Saat beliau mendoakan kami, rasanya seperti dipeluk oleh doa yang tulus dari langit.”
Anak beliau, Mbah Kasminah, pun turut menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas bantuan tersebut. “Alhamdulillah, bantuan ini sangat mbantu. Setidaknya iso kanggo tuku beras lan kebutuhan simboke. Aku yo wis sepuh, tapi iso kuwat mergo ngerti ana sing peduli,” ujarnya.
(Alhamdulillah, bantuan ini sangat membantu. Setidaknya bisa untuk beli beras dan kebutuhan ibu saya. Saya juga sudah tua, tapi bisa kuat karena tahu ada yang peduli.)
Kehadiran BAZNAS dalam kehidupan Mbah Warisah menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih tumbuh subur di bumi Tulungagung.
Meski sederhana, bantuan tersebut telah menjadi cahaya bagi seorang ibu sepuh yang telah melewati satu abad kehidupan, dalam keheningan dan kesederhanaan yang penuh makna. Bukti bahwa cinta bisa datang dalam bentuk paling sederhana dan sebaris doa yang ikhlas dari hati.
Mari, ikut menyebar kebaikan. Jangan tunggu jadi mampu untuk membantu. Sekecil apapun, akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
"Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai; pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji." (QS. Al-Baqarah: 261)
Yuk, salurkan kebaikanmu dengan sedekah melalui rekening:
BSI: 7137892051
BRI: 011001030166530
"Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya."
BERITA16/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
BAZNAS Dukung UMKM Naik Kelas, Es Cendol Mak’e Tembus Enam Outlet!
Tulungagung – Di tengah arus digitalisasi dan tren kuliner kekinian, siapa sangka minuman tradisional justru mampu mencuri perhatian? Ribut Cahyono (37), warga Desa Sembon, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, membuktikan bahwa dengan semangat pantang menyerah dan sedikit sentuhan inovasi, cendol pun bisa naik kelas.
Lewat brand lokal Es Cendol Dawet Mak’e, Ribut menyulap usaha rumahan yang dimulai tahun 2024 menjadi jaringan mini bisnis yang terus tumbuh. Tak tanggung-tanggung, kini ia sudah memiliki enam outlet, dengan empat dikelola langsung dan dua lainnya dikelola oleh mitra. Produk cendolnya juga sudah masuk di dua titik strategis: Kepatihan dan Bago.
Produk andalan usaha ini adalah es cendol dengan harga terjangkau Rp4.000–Rp8.000 serta es lemon tea seharga Rp4.000–Rp5.000. Dengan harga yang ramah di kantong dan cita rasa yang khas, usaha ini mampu memproduksi sekitar 150 porsi per hari, menghasilkan omzet harian rata-rata Rp400 ribu. Di balik angka itu, ada tiga karyawan tetap yang bekerja di dapur produksi di rumahnya, serta semangat seorang pengusaha lokal yang tak pernah berhenti berinovasi.
Namun perjalanan ini tentu tak selalu mulus. Fluktuasi harga bahan baku dan cuaca sering kali jadi tantangan. Tapi justru di titik itulah peran pembiayaan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung mulai terasa.
Pada Juni 2025, Ribut menerima bantuan pembiayaan senilai Rp2 juta dari program BMD. Dana itu langsung dimanfaatkan untuk membeli cup sealer dan membuat rombong baru agar penjualan makin maksimal. Tak berhenti di situ, di bulan Juli ini, Ribut juga mendapat fasilitasi pengajuan sertifikasi halal dari BMD, agar produknya bisa lebih diterima di pasar yang lebih luas.
“Saya ingin Es Cendol Dawet Mak’e bisa masuk Shopee dan bisa dijual secara online. Ke depan saya juga ingin kembangkan produk dalam bentuk sachet biar bisa awet dan dijual ke luar kota,” ujar Ribut optimis.
Kisah Ribut bukan cuma tentang jualan cendol, tapi juga tentang bagaimana UMKM desa bisa tumbuh dan berdaya dengan dukungan yang tepat. Program BMD BAZNAS bukan sekadar memberi pinjaman, tapi juga membuka jalan bagi pelaku usaha kecil untuk naik level, dari dapur rumahan ke pasar digital.
Di tengah gempuran produk instan dan makanan viral, Es Cendol Dawet Mak’e hadir sebagai bukti bahwa cita rasa lokal tetap punya tempat di hati masyarakat. Dan Ribut Cahyono, adalah wajah baru pelaku UMKM desa yang layak jadi inspirasi karena dengan tekad dan kreativitas, usaha kecil bisa jadi besar.
BERITA14/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
BAZNAS Tulungagung Kembali Salurkan Bantuan Hewan Ternak, Total 13 Ekor Kambing untuk Warga Serut dan Wates
Tulungagung – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui program ekonomi produktif. Kali ini, BAZNAS menyalurkan bantuan hewan ternak kepada dua kelompok penerima manfaat, dengan total nilai bantuan mencapai Rp 14 juta.
Masing-masing kelompok terdiri dari dua orang, dengan total empat penerima manfaat. Dua di antaranya adalah warga Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, yaitu M. Khoiri dan Nurmain. Sementara dua penerima lainnya adalah warga Desa Wates, Kecamatan Campurdarat, yakni Haryanto dan Kamsul.
Setiap kelompok menerima bantuan senilai Rp 7 juta, atau Rp 3,5 juta per orang, dalam bentuk hewan ternak berupa kambing. Total kambing yang disalurkan mencapai 13 ekor, yang langsung diantar ke lokasi masing-masing penerima pada hari Rabu, 09 Juli 2025.
Plt. Ketua BAZNAS Kabupaten Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP., turut hadir langsung dalam proses penyaluran bantuan ini. Dalam keterangannya, ia menyampaikan bahwa bantuan ini adalah bentuk nyata peran BAZNAS dalam mendukung ekonomi masyarakat miskin melalui pendekatan produktif dan berkelanjutan.
"Kami berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para penerima. Tidak hanya sekadar memelihara, tetapi juga mengembangkan ternak agar bisa menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi keluarga," ungkap Abdul Wachid saat menyerahkan bantuan di lokasi.
Salah satu penerima dari Desa Serut, M. Khoiri, menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya agar bantuan ini bisa menjadi awal dari perubahan ekonomi keluarganya.
"Saya sangat bersyukur atas bantuan ini. Semoga bisa saya rawat dan kembangkan, sehingga hasilnya nanti bisa membantu kebutuhan rumah tangga," ujarnya.
Senada dengan itu, Haryanto dari Desa Wates juga mengungkapkan rasa terima kasihnya.
"Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar bantuan ini tidak sia-sia dan bisa memberikan manfaat jangka panjang," katanya.
Program bantuan ternak ini merupakan bagian dari program ekonomi produktif yang terus dijalankan oleh BAZNAS Tulungagung. Selain bantuan ternak, BAZNAS juga aktif dalam pembiayaan UMKM dan bantuan modal usaha bagi masyarakat yang membutuhkan.
BERITA10/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Disuntik Modal oleh BAZNAS, Usaha Sate Bang Imam Siap Buka Cabang Baru!
Tulungagung - Ketekunan dan konsistensi menjadi modal utama Imam Arifin (36), warga Desa Kedungwaru, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, dalam membangun usaha kuliner kaki lima miliknya, "Sate Ayam dan Sate Tahu Bang I". Dua menu andalan yang ditawarkan yaitu sate ayam dan sate tahu yang berhasil merebut hati pelanggan dari berbagai kalangan.
Dengan hanya satu outlet di Kedungwaru, Imam sanggup memproduksi dan menjual sekitar 200 tusuk sate ayam dan 200 tusuk sate tahu setiap harinya. Harga yang bersahabat, yakni Rp14.000 untuk sate ayam dan Rp8.000 untuk sate tahu, membuat omzet harian usahanya mencapai sekitar Rp400.000 dengan rata-rata pendapatan bersih Rp125.000 per hari.
Yang membuat kisah ini semakin menginspirasi, seluruh proses produksi dilakukan Imam seorang diri, mulai dari mempersiapkan bahan, menusuk sate, hingga memanggangnya. Ia belum memiliki karyawan, namun itu tak menghalangi semangat dan dedikasinya dalam merawat usaha kecil ini.
“Prinsip saya dalam berwirausaha itu jujur, amanah, dan konsisten. Itu yang saya pegang sejak awal,” ungkap Imam saat ditemui.
Tantangan tentu saja tak pernah absen, Imam harus bergulat dengan fluktuasi harga bahan baku dan cuaca yang kadang mengganggu ritme berjualan. Namun, bukannya mundur, Imam justru bersiap melangkah lebih jauh: membuka cabang baru.
“Sekarang saya lagi cari orang yang bisa bantu bakar sate. Rencananya mau buka cabang lagi dalam waktu dekat,” tuturnya.
Sebagai bentuk dorongan agar usahanya semakin kokoh, pada Juni 2025 Imam memperoleh pembiayaan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung sebesar Rp2.500.000. Dana ini diberikan tanpa bunga dan tanpa jaminan, sebagai bentuk dukungan untuk pengembangan usaha mikro yang telah berjalan mandiri.
Dana tersebut dimanfaatkan Imam untuk membeli bahan baku, memperbarui peralatan jualan, serta menambah modal untuk memenuhi pesanan dalam jumlah besar. Selain itu, ia juga mulai mempersiapkan pembelian alat pendukung untuk keperluan cabang barunya.
Menurut Manajer BMD Tulungagung, Imam Suyudi, pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha seperti Imam Arifin merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen BAZNAS dalam mendukung UMKM yang serius dan berorientasi pada keberlangsungan.
“Kami tidak memberikan bantuan sembarangan. Bantuan pembiayaan ini kami berikan tanpa bunga dan tanpa jaminan, sebagai bentuk dukungan kepada pelaku usaha yang telah terbukti menjalankan usahanya dengan baik. Harapannya, bantuan ini bisa menjadi pemicu, bukan satu-satunya solusi,” jelas Imam Suyudi.
Bantuan ini memang bukan tonggak utama kesuksesan usahanya, namun cukup signifikan sebagai penopang di tengah rencana ekspansi dan kebutuhan modal kerja yang meningkat. Dengan tetap mengandalkan kerja keras dan prinsip usaha yang kuat, Imam membuktikan bahwa dukungan kecil bisa bermakna besar bila diterima oleh tangan yang tepat.
Imam Arifin bukan hanya dikenal sebagai "Bang Imam" pemilik sate nikmat, tetapi juga menjadi gambaran nyata dari perjuangan UMKM desa yang melangkah perlahan namun pasti, meniti jalan mandiri dengan semangat pantang menyerah dan integritas.
BERITA09/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Bersinergi dengan Dinas Kesehatan, BAZNAS Tulungagung Dukung Operasi Katarak Gratis
Tulungagung – Dalam upaya mendukung program kesehatan masyarakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung menjalin kolaborasi strategis dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. Kolaborasi ini ditandai dengan penyaluran bantuan dana sebesar Rp6.500.000,- dari BAZNAS Tulungagung untuk mendukung kegiatan bakti sosial dan operasi katarak gratis bagi masyarakat kurang mampu di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Penyaluran bantuan ini secara resmi dilakukan pada hari ini, Rabu, 9 Juli 2025, bertempat di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Plt. Ketua BAZNAS Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP. kepada Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Anna Sapti Saripah, SKM.
Rencananya, bantuan ini digunakan untuk mendukung kegiatan operasi katarak gratis dalam rangkaian program Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK) yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan pada Sabtu, 19 Juli 2025 mendatang. Program ini akan digelar di RSUD dr. Karneni Campurdarat Tulungagung, sebagai langkah nyata dalam menekan angka kebutaan akibat katarak, khususnya bagi warga yang tidak memiliki akses pelayanan kesehatan memadai.
Plt. Ketua BAZNAS Tulungagung, Abdul Wachid, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk konkret kepedulian BAZNAS terhadap sektor kesehatan, khususnya dalam mengurangi angka kebutaan akibat katarak di kalangan masyarakat tidak mampu.
"Kami berkomitmen untuk terus hadir membantu masyarakat, tidak hanya melalui sektor ekonomi dan pendidikan, tetapi juga melalui program-program kesehatan. Semoga bantuan ini dapat memberikan manfaat nyata dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tulungagung," ujar Abdul Wachid.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah, mengapresiasi dukungan dari BAZNAS dan menyampaikan bahwa kolaborasi semacam ini sangat dibutuhkan untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan bagi masyarakat.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS Tulungagung atas kepeduliannya. Bantuan ini sangat membantu kami dalam melaksanakan program PGPK, terutama dalam mengadakan operasi katarak gratis bagi warga kurang mampu. Harapannya, sinergi seperti ini bisa terus terjalin untuk mendukung kesehatan masyarakat Tulungagung," tutur Anna.
Kegiatan ini menjadi wujud sinergi antara lembaga zakat dan instansi pemerintah dalam meningkatkan akses layanan kesehatan, sekaligus menunjukkan bahwa zakat dapat memberikan dampak luas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
BERITA09/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Dorong Warung Mikro Bangkit, BAZNAS Tulungagung Suntik Modal 20 Juta Lewat Program Z-Mart
Tulungagung – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan ekonomi umat melalui program Z-Mart, sebuah inisiatif khusus yang menyasar para mustahik (penerima zakat) yang memiliki usaha warung atau toko skala mikro.
Pada peluncuran program Z-Mart kali ini, BAZNAS Tulungagung menyalurkan bantuan modal usaha senilai total Rp. 20.000.000,- kepada 8 penerima manfaat, yang terbagi dalam dua kelompok: satu kelompok berasal dari Kecamatan Ngunut dan satu kelompok lainnya dari Kecamatan Tulungagung. Masing-masing penerima mendapatkan bantuan sebesar Rp. 2.500.000,-.
Z-Mart merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif yang bertujuan untuk membantu para pelaku usaha kecil dalam mengembangkan usahanya. Selain bantuan modal, program ini juga mencakup pendampingan usaha dan branding, termasuk pemasangan banner Zmart di masing-masing warung sebagai bagian dari identitas program.
Plt. Ketua BAZNAS Kabupaten Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP., menyampaikan bahwa program Z-Mart menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mustahik secara berkelanjutan.
“Z-Mart bukan hanya sekadar bantuan modal, tapi juga bentuk nyata dari semangat kemandirian ekonomi. Harapan kami, program ini mampu mendorong usaha mikro para mustahik agar lebih berkembang dan berdaya saing,” ujar Abdul Wachid.
Bantuan disalurkan secara langsung oleh tim BAZNAS Tulungagung, termasuk di antaranya Ahmad Asrofi, M.E., yang turut melakukan survei lapangan dan pemasangan banner Z-Mart di toko-toko penerima manfaat.
“Kami ingin memastikan bahwa penerima benar-benar siap menjalankan usaha dan memiliki semangat untuk berkembang. Pemasangan banner Z-Mart juga menjadi bagian dari penguatan identitas usaha mereka,” jelas Asrofi.
Asrofi juga menegaskan bahwa BAZNAS Tulungagung melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan dana agar tepat sasaran.
“Kami tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga memastikan penggunaannya tepat. Setiap penerima kami minta untuk menunjukkan struk pembelanjaan agar modal ini benar-benar digunakan untuk keperluan usaha. Selain itu, kami akan terus melakukan monitoring dan pendampingan. Harapannya, usaha mereka bisa berkembang, dan ke depan mereka berpeluang mendapatkan dukungan lanjutan,” tambahnya.
Dua penerima bantuan, Bu Zaenuri, warga Desa Kenayan, dan Bu Fitriyah, warga Desa Sumberingin Kidul, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang mereka terima.
“Alhamdulillah, bantuan ini sangat membantu kami untuk menambah stok barang dagangan. Semoga usaha kami semakin lancar dan berkah,” tutur Bu Zaenuri dengan haru.
“Terima kasih BAZNAS, dengan tambahan modal ini saya bisa memperluas usaha warung saya dan menarik lebih banyak pelanggan,” ungkap Bu Fitriyah.
Dengan penyaluran ini, BAZNAS Tulungagung berharap program Z-Mart dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak mustahik, sehingga mampu menciptakan kemandirian ekonomi dan memperkuat ketahanan usaha mikro di berbagai wilayah Tulungagung.
BERITA08/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Suntikan Dana dari BAZNAS, Bantu Usaha Nasi Cokot Bu Sa'adatul Makin Berkembang
Tulungagung – Sa'adatul Hanifah (38), ibu rumah tangga asal Desa Sukowiyono, Kecamatan Karangrejo, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk sukses. Lewat usahanya yang dikenal dengan nama Yoiki Nasi Cokot Tulungagung, ia mampu meraih omzet harian hingga Rp500 ribu, berkat semangat pantang menyerah dan sedikit dukungan pembiayaan dari program BAZNAS Microfinance Desa (BMD).
Usaha kuliner rumahan yang ia rintis sejak 2022 ini menyajikan berbagai menu sarapan khas dengan cita rasa rumahan dan harga terjangkau, total ada 12 varian mulai dari nasi cokot dengan teri terong, ayam kemangi, lodho, hingga cumi dan tuna, hanya Rp6.000 per porsi.
Berjualan di outlet sederhana yang letaknysa strategis dekat pondok pesantren, puskesmas, dan sekolah, Saadatul dibantu suaminya membuka lapak sejak pukul 05.30 pagi hingga sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB setiap hari, dengan pendapatan bersih mencapai 40% hingga 50% dari omset.
Keberhasilan ini tak lepas dari bantuan pembiayaan tanpa bunga dan tanpa jaminan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung pada Februari 2025 senilai Rp1,8 juta. Dana tersebut digunakan Sa’adatul untuk memperkuat produksi, membeli peralatan dapur, bahan baku, hingga memenuhi pesanan kue Lebaran. Selain itu, pada Juni 2025, ia juga menerima bantuan banner usaha yang digunakan untuk memperbarui tampilan outlet jualannya.
“Saya tidak pernah berharap banyak, yang penting usaha tetap jalan. Alhamdulillah, bantuan dari BAZNAS sangat membantu waktu itu dan datang di saat yang pas,” ujar Sa’adatul.
Manajer BMD Tulungagung, Imam Suyudi, menyampaikan bahwa program pembiayaan ini memang dirancang untuk menjangkau pelaku usaha mikro untuk mengembangkan usahanya.
“Kami hadir untuk mendampingi dan memperkuat pelaku UMKM seperti Bu Sa'adatul. Tanpa bunga, tanpa jaminan, tapi berbasis kepercayaan dan tanggung jawab. Kami percaya bahwa dukungan kecil yang tepat bisa memberi dampak besar bagi ekonomi keluarga dan masyarakat,” ujar Imam.
Meski sempat menghadapi tantangan seperti penutupan outlet keduanya di sekitar RSUD dr. Iskak, semangat Sa’adatul tak luntur. Ia tetap optimistis untuk terus mengembangkan usaha, membuka cabang baru, bahkan merekrut karyawan di masa depan.
Dengan memanfaatkan strategi pemasaran online dan layanan pesan-antar, jangkauan usahanya pun semakin luas. Kini, Sa’adatul menjadi contoh nyata bahwa dengan tekad kuat dan dukungan yang tepat, usaha kecil pun bisa tumbuh dan menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan.
BERITA08/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
BAZNAS Tulungagung Salurkan Bantuan Hewan Ternak Senilai Rp14 Juta untuk Warga Tanjungsari
Tulungagung – BAZNAS Kabupaten Tulungagung kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program ekonomi produktif. Kali ini, bantuan disalurkan berupa hewan ternak kepada dua kelompok penerima yang terdiri dari empat warga Desa Tanjungsari: Gito, Sugeng, Yahya, dan Rohman Abdul Rochim. Penyerahan dilakukan secara simbolis di Kantor BAZNAS Kabupaten Tulungagung (07/07/25), dengan total nilai bantuan sebesar Rp14 juta, atau Rp3,5 juta per orang.
Setiap kelompok terdiri dari dua orang, masing-masing kelompok menerima bantuan senilai Rp7 juta yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha peternakan skala kecil di tingkat rumah tangga.
Kepala Pelaksana BAZNAS Kabupaten Tulungagung, M. Fathul Manan, M.Pd., secara langsung menyerahkan bantuan tersebut kepada para penerima. Ia menyampaikan bahwa program ini merupakan merupakan bagian dari upaya BAZNAS untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui sektor peternakan.
"Bantuan ini bukan sekadar pemberian, tetapi investasi sosial agar para mustahik bisa tumbuh menjadi muzakki. Kami berharap para penerima dapat merawat ternak ini dengan sungguh-sungguh agar memberikan hasil yang berkelanjutan," ujar Fathul Manan.
Salah satu penerima bantuan, Sugeng, menyampaikan rasa syukur dan harapannya terhadap bantuan yang diterimanya.
"Alhamdulillah, kami sangat terbantu. Semoga usaha ternak ini bisa berkembang dan menjadi sumber penghasilan yang berkelanjutan bagi keluarga kami," ungkap Sugeng penuh haru.
Program bantuan ternak ini merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi mustahik yang menjadi salah satu fokus utama BAZNAS Tulungagung. Dengan pendekatan produktif dan berkelanjutan, BAZNAS berharap masyarakat yang menerima bantuan dapat bertransformasi menjadi individu yang mandiri secara ekonomi di masa mendatang.
BERITA07/07/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
BAZNAS Tulungagung dan MUI Jalin Kerja Sama Strategis untuk Optimalisasi Pengelolaan ZIS dan Syiar Islam
Tulungagung - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung menjalin kerja sama strategis dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tulungagung dalam rangka penguatan pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) serta memperkuat syiar Islam di wilayah Tulungagung. Penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilaksanakan di Kantor MUI Tulungagung, Senin (30/06/2025), dan dihadiri langsung oleh jajaran pimpinan kedua lembaga.
Kerja sama ini mencakup sejumlah aspek penting, mulai dari sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang urgensi berzakat, identifikasi mustahik yang benar-benar membutuhkan, hingga penyaluran dana ZIS secara transparan, akuntabel, dan tepat sasaran. Tujuannya adalah menciptakan sistem filantropi Islam yang lebih kuat dan berdayaguna, serta menjangkau lebih banyak muzaki dan mustahik di Kabupaten Tulungagung.
Plt. Ketua BAZNAS Kabupaten Tulungagung, Abdul Wachid, S.IP., menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kepada umat.
“Kami percaya bahwa dengan dukungan keagamaan dari MUI, BAZNAS dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat, meningkatkan kepercayaan publik, serta memperluas cakupan penerima manfaat zakat. Ini adalah bentuk nyata dari upaya bersama membangun kesejahteraan umat,” ujar Abdul Wachid.
Sementara itu, Perwakilan dari MUI Kabupaten Tulungagung, KH. Drs. Fathur Rouf Syafi'i, M. Ag., menegaskan pentingnya sinergi antara lembaga amil zakat dan lembaga keulamaan untuk menciptakan ekosistem zakat yang sehat dan sesuai syariat.
“MUI siap memberikan bimbingan keagamaan, termasuk dalam hal fatwa dan penguatan syiar Islam, agar pengelolaan zakat tidak hanya tepat secara administratif, tetapi juga benar secara syar’i. Harapannya, keberadaan zakat lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas,” jelas Gus Rouf.
Kedua belah pihak sepakat bahwa kerja sama ini akan ditindaklanjuti dengan berbagai program konkret, termasuk kampanye zakat melalui berbagai media dakwah.
Dengan sinergi ini, BAZNAS dan MUI Kabupaten Tulungagung berharap mampu membangun fondasi zakat yang lebih kuat sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat sekaligus penguatan spiritual masyarakat Tulungagung.
BERITA30/06/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Dari Bantuan Pembiayaan Hingga Menuju ke Legalitas: BMD Tulungagung Dorong Usaha Rumahan Bu Dewi Naik Kelas
Tulungagung - Di balik dapur sederhana di Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tulungagung, kisah inspiratif tumbuh dari tangan dingin seorang ibu rumah tangga, Dewi Nurhidayah (37). Sejak 2015, ia tekun mengolah ketela menjadi keripik gurih yang kini dikenal dengan merek "Keripik Bu Dewi".
Pada Maret 2025, Dewi mendapat dukungan modal usaha sebesar Rp1.600.000 dari BMD Tulungagung. Ia menggunakannya untuk membeli alat produksi seperti dandang, wajan besar, bahan baku, dan kemasan, sehingga proses produksi kini jauh lebih efisien. “Kalau dulu harus masak bergantian, sekarang bisa langsung kukus 5 kg ketela dalam sekali proses,” ujarnya.
Keripik Bu Dewi yang hadir dalam varian rasa manis dan balado ini kini rutin diproduksi tiga hari sekali. Dari 5 kg bahan baku, Dewi menghasilkan sekitar 1 kg keripik renyah yang dikemas dalam berbagai ukuran, mulai dari kemasan kecil seharga Rp1.000 hingga kemasan 1 kg dengan harga Rp50.000 per kemasan. Produk ini telah tersebar di 20 titik penjualan lokal, seperti warung dan warung kopi di wilayah Karangrejo, Simo, Bungur, dan Karangwaru.
Dengan omzet kotor sekitar Rp300.000 per minggu dan margin bersih mencapai 50%, Dewi melihat potensi besar untuk tumbuh. Namun, langkahnya belum sepenuhnya mulus. Meski sudah mengantongi sertifikasi halal, ia belum memiliki izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), syarat penting untuk menembus pasar swalayan.
Menanggapi hal tersebut, BMD Tulungagung, yang bekerja sama dengan Divisi OPPM BAZNAS RI, segera menawarkan bantuan kurasi produk dan fasilitasi pendaftaran PIRT. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen BAZNAS dalam mengangkat ekonomi pelaku usaha mikro di pedesaan, bukan hanya lewat pembiayaan, tetapi juga pendampingan menyeluruh.
“Kalau sudah ada PIRT, saya berharap produk saya bisa masuk ke swalayan. Kemarin sudah tanya ke beberapa tempat, tapi ditolak karena belum ada izin itu,” kata Dewi dengan penuh harap.
Tak berhenti di situ, Dewi juga memiliki cita-cita untuk membeli mesin spinner, alat untuk mengurangi kadar minyak pada keripik. Namun, keterbatasan dana membuatnya belum mampu merealisasikan keinginan tersebut. Melihat potensi besar usaha ini, pihak BMD Tulungagung mendorong Dewi untuk mengajukan pembiayaan tahap kedua, khusus untuk menunjang pengadaan alat produksi lanjutan.
“Kami percaya, dengan semangat dan pendampingan yang tepat, Bu Dewi bisa melangkah lebih jauh. Pembiayaan BMD bukan hanya soal dana, tapi soal keberlanjutan usaha,” ujar Imam, Manager BMD Tulungagung.
Kisah Dewi menjadi bukti nyata bahwa dukungan finansial dari lembaga seperti BAZNAS Microfinance Desa mampu menjadi pemantik perubahan ekonomi di level akar rumput. Dari usaha rumahan, kini Keripik Bu Dewi siap naik kelas dan bersaing di rak-rak swalayan Tulungagung.
BERITA26/06/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Modalnya Sederhana, Dampaknya Luar Biasa: Peran BMD di Balik Berkembangnya Bengkel Samawa Ketanon
Tulungagung – Di sebuah sudut desa Ketanon, suara gerinda berpadu dengan aroma cat kendaraan menjadi saksi bisu perjuangan M. Agus Ulan Muhaniudin atau yang akrab disapa Muhan. Di balik bengkelnya yang sederhana, pria ini merawat mimpi besar: membangun usaha dari nol, menjaga warisan keterampilan, dan membawa warna baru dalam hidupnya.
Bengkel Samawa bukan sekadar tempat mempercantik bodi kendaraan. Sejak 2009, Muhan membangun usaha ini dengan penuh ketekunan. Dari pengecatan, kenteng body, sampai restorasi motor dan mobil, semua dilakoninya sendiri. Namun, seperti banyak pelaku usaha kecil lainnya, ia sempat terhambat di satu titik: modal usaha.
Kebutuhan akan peralatan dan bahan baku berkualitas terus meningkat seiring bertambahnya pelanggan. Di sinilah peran BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung terasa sangat berarti.
Pada Mei 2025, Muhan mendapat pembiayaan modal usaha sebesar Rp2 juta dari BMD. Uang tersebut langsung ia gunakan untuk membeli berbagai kebutuhan utama seperti cat kendaraan, thinner, paint remover, epoxy, sikat kawat, amplas dan bahan-bahan penting lainnya dalam proses pengecatan dan restorasi.
“Saya sangat terbantu. Dana dari BMD ini membuat saya bisa tetap menjaga kualitas hasil kerja. Kalau tidak ada bahan yang cukup, hasil juga tidak maksimal,” ungkap Muhan, sambil menunjukkan rak bahan-bahan yang baru saja ia beli.
Bengkel Samawa mampu menangani beberapa unit per bulan, dengan biaya restorasi kendaraan mencapai Rp3,5 juta, rakit Rp500 ribu, dan las sekitar Rp1 juta. Omzetnya kini di kisaran Rp5 juta hingga Rp7 juta per bulan. Margin keuntungan yang mencapai 50-70% membuat usaha ini semakin menjanjikan sebagai tulang punggung keluarga.
Muhan pun menyimpan mimpi yang lebih besar. Ia ingin Samawa bukan hanya sekadar bengkel, tapi juga warisan keluarga. “Saya ingin suatu saat anak saya bisa meneruskan ini. Semoga usaha ini bisa terus berkembang dan dikenal lebih luas.” katanya sambil menatap motor yang sedang direstorasi di sudut bengkel.
Manager BMD Tulungagung, Imam Suyudi, menjelaskan bahwa program pembiayaan ini menyasar pelaku usaha mikro yang potensial, namun terkendala modal. “Kami ingin hadir sebagai solusi. Bantuan kami mungkin tidak besar, tapi kami percaya, bagi pelaku usaha seperti Pak Muhan, ini bisa jadi titik balik perkembangan,” ujar Imam.
Bengkel Samawa kini bukan hanya tentang mempercantik kendaraan. Ia adalah cerita tentang keberanian untuk bermimpi, keberanian untuk bangkit, dan keberanian untuk terus bergerak meski dimulai dari bawah.
BERITA23/06/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung
Disokong Dana dari BAZNAS, Usaha Rumahan ini Mampu Bertahan di Tengah Gejolak Harga
Tulungagung – Di balik gang sempit Kelurahan Botoran Timur, aroma manis kue tradisional menguar dari sebuah dapur mungil yang menyimpan cerita perjuangan dan harapan. Sri Widawati (43), akrab disapa Bu Wiwid, adalah sosok tangguh di balik brand rumahan “Kue Basah Bu Wiwid”, usaha turun-temurun yang ia tekuni sejak 2020.
Setiap pagi pukul 07.00, tangan cekatan Bu Wiwid mulai bekerja. Dalam empat jam, deretan kue khas Jawa seperti nogosari, mendut, jadah, hingga wajik, siap dikirim ke pasar-pasar tradisional dan para pelanggan setia. Dengan harga jual sekitar Rp2.000 per buah, ia mampu meraih omzet harian Rp130.000, meski keuntungan bersih yang ia bawa pulang hanya sekitar Rp50.000 per hari.
Namun, tantangan datang tak hanya dari dapur. Kenaikan harga bahan baku menjadi momok tersendiri. “Kelapa sekarang sampai Rp15.000 per biji, padahal dulu cuma enam ribuan,” keluh Bu Wiwid. Kenaikan tajam ini sempat membuat roda usahanya melambat.
Titik balik datang pada Mei 2025, saat Bu Wiwid menerima suntikan modal sebesar Rp1.800.000 dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Kabupaten Tulungagung. Dana tersebut digunakan untuk membeli mesin parut kelapa dan ketela, chopper mini, serta menambah stok bahan baku. Berkat bantuan ini, proses produksi jadi lebih cepat, hemat tenaga, dan hasil kue pun lebih konsisten.
“Kami di BMD ingin membantu pelaku usaha kecil seperti Bu Wiwid agar bisa naik kelas. Usaha rumahan seperti ini perlu didorong karena dampaknya langsung terasa di keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar Imam Suyudi, Manager BMD Kabupaten Tulungagung.
Bu Wiwid kini tak hanya melayani pesanan dari pasar, tapi juga menerima orderan untuk acara yasinan, arisan, hingga via WhatsApp. Ia berharap ke depan bisa menambah varian kue dan memperluas jangkauan distribusi.
Di dapur sederhananya, bukan sekadar kue yang dibentuk tetapi juga mimpi. Mimpi seorang ibu untuk terus bertahan, bertumbuh, dan membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, usaha kecil pun bisa jadi besar.
BERITA19/06/2025 | Humas BAZNAS Tulungagung

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat
